Jumat 26 Apr 2024 01:35 WIB

Gandeng Grup GOTO, BFI Salurkan Pembiayaan untuk Pengemudi Gojek

BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital.

Pramuniaga menawarkan produk jasa layanan keuangan kepada calon nasabah di Booth BFI Finance (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pramuniaga menawarkan produk jasa layanan keuangan kepada calon nasabah di Booth BFI Finance (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT BFI Finance Indonesia Tbk berupaya melakukan akselerasi proses bisnis dan layanan. Hal itu antara lain dilakukan dengan kolaborasi dengan berbagai entitas yang salah satunya adalah dengan Grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GOTO), untuk pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor bagi para mitra pengemudi Gojek.

“Kami menjalin kemitraan strategis dengan Grup GOTO dalam memberikan kemudahan pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor. Kerja sama ini merupakan wujud kepercayaan mitra bisnis guna menyediakan solusi pembiayaan untuk beragam kalangan sehingga memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance,” ujar Direktur Bisnis BFI Finance Sutadi melalui keterangan resmi, Kamis (25/4/2024).

Baca Juga

Dari segi operasional layanan, BFI Finance akan fokus pada perluasan jaringan berbasis digital sehingga tidak ada pembukaan jaringan fisik kantor cabang di area baru.

BFI mengawali kinerja kuartalannya dengan catatan pertumbuhan yang baik sembari menerapkan prinsip kehati-hatian dan mempertahankan postur risiko pada tingkat yang sehat. Hal ini untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dan menjadi pondasi untuk keberlanjutan bisnis di sepanjang tahun.

Pertumbuhan tecermin pada nilai total aset Perusahaan yang dilaporkan sebesar Rp24,2 triliun. Nilai ini meningkat 0,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan nilai di kuartal I 2023 yaitu Rp 24,0 triliun. Besarnya kelolaan aset yang dimiliki oleh perusahaan saat ini turut terkontribusi dari total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar Rp 22,5 triliun hingga Maret ini, dengan nilai pembiayaan baru tercatat sebesar Rp 4,8 triliun.

Manajemen risiko yang dilakukan perusahaan membuahkan hasil positif dengan menurunnya rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) yang berhasil ditekan hingga berada di level 1,24 persen bruto dan 0,23 persen neto per 31 Maret 2024. Rasio NPF ini berada jauh lebih rendah dibandingkan dengan peer-nya yang rata-rata berada di level bruto 2,55 persen. Sementara itu, cakupan penyisihan tercatat sebesar 2,9 kali NPF bruto perusahaan.

Dari sisi pendapatan, perusahaan mencatat total pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun dengan laba bersih terkumpul di kuartal ini sebesar Rp 361,4 miliar. Performa Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (RoAE) masing-masing menempati level 7,5 persen dan 14,9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement