Kamis 30 Oct 2025 18:15 WIB

BFI Finance Cetak Pertumbuhan Pembiayaan 15,2 Persen pada Kuartal III 2025

Perusahaan berhasil membukukan total aset sebesar Rp 25,4 triliun.

Layanan konsumen di salah satu kantor cabang BFI Finance.
Foto: BFI Finance
Layanan konsumen di salah satu kantor cabang BFI Finance.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) kembali mencatatkan kinerja solid dengan fundamental bisnis yang kuat serta penerapan manajemen risiko yang disiplin pada kuartal III 2025. Pencapaian ini menjadi bukti konsistensi BFI Finance di tengah pertumbuhan industri pembiayaan yang menantang, situasi ekonomi makro dan global yang tidak stabil, melemahnya daya beli masyarakat yang berdampak pada penurunan penjualan otomotif, serta persaingan industri yang ketat.

Perusahaan berhasil membukukan total aset sebesar Rp 25,4 triliun, naik 5,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilai aset tersebut didukung oleh total piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivables) mencapai Rp 26,0 triliun, meningkat 13,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi pembiayaan baru periode Januari hingga September 2025 mencapai Rp 16,4 triliun, atau tumbuh 15,2 persen yoy.

Baca Juga

“Kinerja yang solid ini menjadi bukti bahwa strategi bisnis berbasis kualitas pembiayaan dan tata kelola perusahaan yang kuat mampu membawa pertumbuhan berkelanjutan. Kami terus memperkuat inovasi layanan dan efisiensi proses guna menjaga kepercayaan konsumen dan mitra bisnis,” ujar Presiden Direktur BFI Finance Sutadi melalui keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

Dari sisi portofolio, komposisi piutang pembiayaan BFI Finance didominasi oleh segmen berjaminan mobil sebesar 51,1 persen, diikuti berjaminan motor (7,6 persen) dan pembiayaan pembelian unit mobil (17,3 persen). Di luar sektor otomotif, portofolio pembiayaan alat berat dan mesin tercatat 14,9 persen, berjaminan properti 5,4 persen, serta syariah dan lainnya 3,7 persen.

Untuk menjaga daya saing, perseroan fokus pada strategi berorientasi valuasi pasar yang tepat, peningkatan kualitas layanan, serta optimalisasi kemitraan strategis. Inovasi layanan berbasis kemudahan dan kecepatan proses juga terus diperkuat agar dapat menjawab kebutuhan konsumen di era digital.

Di tengah pengembangan produk dan layanan yang dilakukan, BFI Finance tetap menunjukkan komitmen tinggi terhadap penerapan prinsip kehati-hatian. Rasio Non-Performing Financing (NPF) perseroan tetap terjaga di level bruto 1,55 persen dan neto 0,26 persen, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,51 persen per Agustus 2025 (data OJK). Selain itu, NPF coverage tercatat 2,5 kali dari nilai NPF bruto.

Sementara itu, di sisi permodalan, gearing ratio tetap sehat di posisi 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum regulasi 10 kali dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri 2,2 kali.

Rasio yang sehat juga diimbangi dengan tingkat profitabilitas yang baik. Laba setelah pajak BFI Finance mencapai Rp 1,17 triliun, tumbuh 4,7 persen yoy, dengan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 7,7 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 14,7 persen.

Struktur pendanaan perseroan terjaga sehat dengan 63,2 persen sumber dana berasal dari lembaga keuangan dan nonkeuangan, disertai pendanaan alternatif melalui penerbitan obligasi. BFI Finance juga telah melunasi pokok dan bunga Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 Seri A senilai Rp 100 miliar yang jatuh tempo pada 5 Oktober 2025, mencerminkan pengelolaan likuiditas yang solid.

Sebagai mitra keuangan masyarakat, BFI Finance berkomitmen mendukung pertumbuhan ekonomi produktif melalui piutang pembiayaan modal kerja yang mencapai Rp 14,8 triliun, meningkat 15,5 persen yoy. Dukungan bagi pelaku usaha juga diwujudkan melalui inisiatif edukatif dan sosial seperti “Pekan Raya BFI Finance #BFINgangkatUsahaLokal” yang digelar di Tangcity Mall, Kota Tangerang, pada 7–10 Agustus 2025.

“BFI Finance senantiasa hadir untuk memberdayakan masyarakat dengan solusi pembiayaan yang kompetitif, fleksibel, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang. Kami percaya, dukungan terhadap pelaku usaha akan berkontribusi pada kemandirian ekonomi Indonesia,” tutup Sutadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement