REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,27 persen atau 19,95 poin di level 7.308,123 pada akhir perdagangan Jumat (2/7/2024) pekan lalu. Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menegaskan pada pwkan lalu ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG, seperti The Fed yang menahan suku bunga di 5,5 persen di tengah pelemahan signifikan ekonomi AS yang menimbulkan kecemasan dan kemungkinan akan adanya rate cut sebelum September.
"Terlebih, saat ini sudah muncul beberapa leading indicator untuk resesi seperti unemployment rate yang melonjak ke 4,3 persen, inverted yield curve dan VIX index yang tinggi, dimana VIX index ini mengukur volatilitas pasar saham menggunakan S&P 500 options. Dalam seminggu terakhir, VIX meningkat 39,31 persen. Sementara itu, Bank Sentral Jepang (BOJ) yang menaikkan suku bunga 25 bps juga menjadi salah satu leading indicator untuk resesi," jelas Angga dalam keterangan, Senin (5/8/2024).
Sentimen lainnya, PMI S&P dan ISM yang sudah di bawah angka 50 mengindikasikan PMI Manufaktur sudah di level kontraksi. Adapun PMI Manufaktur Indonesia juga sudah di bawah angka 50. "Inflasi semakin terkontrol dan membuka ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga dalam waktu yang dekat," terangnya.
Data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Indonesia dari Kemnaker mencatat jumlah pekerja yang ter-PHK pada periode Januari-Juni 2024 mencapai 32.064 orang. Angka ini naik 21,4 persen yoy dimana sebelumnya 26.400 yang berarti bakal memengaruhi perekonomian dalam negeri. Dalam sepekan ke depan 5-9, Angga mengimbau para trader untuk memerhatikan sejumlah sentimen.
Menurut Angga, data pertumbuhan GDP akan menjadi sorotan untuk minggu depan. Jika data GDP di bawah ekspektasi, ada kemungkinan BI juga akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi pasar, dengan catatan jika kurs Rupiah sudah mulai stabil.
Selanjutnya, data consumer confidence dan retail sales juga akan mempengaruhi sektor retail consumer, begitu juga dengan car & motorbike sales akan mempengaruhi sektor transportasi.
"Sektor retail merupakan sektor yang defensive dan jika ada tanda-tanda pelemahan ekonomi maka ada potensi inflow kepada sektor tersebut. Data car & motorbike sales juga dapat mendukung kenaikan IDX TRANSPORT yang secara laporan keuangan ada perbaikan yang cukup signifikan di kuartal II," tegasnya.
Sementara itu, data China yang baik akan memengaruhi index Asia secara keseluruhan, terutama sektor energi pada IHSG. Jika ekonomi China terlihat sudah membaik, demand energy juga akan naik, sehingga dapat mendongkrak harga komoditas seperti batu bara dan minyak.
Data dari Amerika Serikat (AS) pada minggu depan juga akan terkait dengan pergerakan harga komoditas, terutama minyak. Jika API & EIA Crude Oil Stocks Change lebih rendah dari ekspektasi maka harga minyak berpotensi kembali menguat dengan adanya kecemasan mengenai inventory minyak mentah AS.
Terakhir, ada sentimen PMI Service yang akan menunjukkan perkembangan industri jasa AS, dimana industri manufaktur sudah terlihat dalam posisi kontraksi dengan data minggu lalu.
Berkaca pada data ekonomi dan sentimen di atas, teristimewa sentimen-sentimen yang menopang sektor transportasi, PT Indo Premier Sekuritas yang baru saja meluncurkan "Power Fund Series" sebagai inovasi produk baru di platform IPOT Fund untuk menyetarakan akses pasar modal bagi investor kecil dan investor besar, merekomendasikan 3 saham dan 1 Power Fund Series untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 9 Agustus 2024.
1. Buy Bluebird (BIRD)
Support 1.685
Resist 1.800
2. Buy on Pullback BFI Finance (BFIN)
Support 855
Resist 960
3. Buy on Pullback PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
Support 5.125
Resist 5.700
4. Buy XIID (Premier ETF Index IDX30)