Jumat 06 Oct 2023 10:47 WIB

Himpun Dana Rp 49,60 Triliun, BEI Catat Rekor Baru Pencatatan Saham Tertinggi

Jumlah perusahaan tercatat saham menjadi 892.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/3/2023). NSS masuk ke BEI melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).
Foto: Dok. BEI
PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (10/3/2023). NSS masuk ke BEI melalui mekanisme Initial Public Offering (IPO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rekor baru pencatatan saham tertinggi tahunan sepanjang sejarah. Per Jumat (6/10/2023), terdapat 68 pencatatan dengan total perolehan dana mencapai Rp 49,60 triliun.

Jumlah pencatatan ini melampaui rekor pencatatan saham perdana sebelumnya yang terjadi pada 1990 sebanyak 66 pencatatan saham perdana. Pencatatan saham perdana pada hari ini menambah jumlah perusahaan tercatat saham menjadi 892.

Baca Juga

Adapun dua perusahaan yang mencatatkan saham di BEI saat ini yaitu PT Kokoh Exa Nusantara Tbk (KOCI) dengan bidang usaha konstruksi & real estat dan PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) dengan bidang usaha distributor dan instalasi perangkat GPS untuk otomotif dan logistik.

"Rekor pencatatan ini juga mengukuhkan posisi BEI yang secara konsisten menjadi Bursa dengan jumlah pencatatan saham perdana terbanyak di ASEAN sejak 2018," Pj. S. Sekretaris Perusahaam BEI, Kautsar Nurahmad, dalam keterangannya, Jumat (6/10/2023).

Dari 68 pencatatan saham baru pada 2023 ini, sebanyak 86,7 persen perusahaan tercatat berasal dari Jawa bagian barat, yaitu 42 perusahaan berlokasi di DKI Jakarta, yang kemudian diikuti oleh Banten sejumlah sembilan perusahaan, dan Jawa Barat sejumlah delapan perusahaan.

BEI berharap perusahaan dari seluruh Indonesia dapat bertumbuh secara berkesinambungan melalui pasar modal Indonesia dengan melakukan go public atau penerbitan efek lainnya. BEI telah hadir melalui kantor perwakilan di 30 kota yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang bertugas mendampingi perusahaan-perusahaan di seluruh Indonesia dalam percepatan pertumbuhan perusahaan melalui penawaran umum dan pencatatan saham di BEI.

Adapun jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat baru didominasi oleh usaha dengan klasifikasi sektor Consumer Cyclicals sebanyak 12 perusahaan tercatat. Beberapa sektor lain yang mendominasi adalah sektor Technology sebanyak sembilan perusahaan tercatat serta sektor Consumer Non-cyclicals, sektor Industrial dan sektor Properties & Real Estate, dengan masing-masing sebanyak delapan perusahaan tercatat.

Ditinjau dari sisi skala usaha, mayoritas perusahaan tercatat baru pada 2023 berhasil melantai di Bursa di Papan Pengembangan sejumlah 34 perusahaan, kemudian di Papan Utama sejumlah 19 perusahaan di Papan Akselerasi sejumlah 15 perusahaan.

Selain 68 perusahaan yang sudah tercatat, saat ini masih terdapat 28 perusahaan potensial di pipeline pencatatan saham di BEI yang berasal dari berbagai sektor. Tiga sektor terbanyak adalah sektor Consumer Non-Cyclicals enam perusahaan, sektor Energy lima perusahaan, serta sektor

Basic Material empat perusahaan.

"BEI berharap akan semakin banyak perusahaan yang mempercayakan pertumbuhan dan perkembangannya melalui pendanaan di pasar modal Indonesia dari berbagai sektor dan ukuran perusahaan," kata Kautsar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement