Senin 02 Oct 2023 13:17 WIB

Jokowi Segera Tetapkan Tarif Kereta Cepat, Ini Kisaran Harganya

Usai diresmikan, pemerintah pun akan segera memutuskan tarif kereta cepat.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun Padalarang, Jawa Barat, Senin (2/10/2023).
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Stasiun Padalarang, Jawa Barat, Senin (2/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meresmikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Halim, Jakarta, Senin (2/10/2023). Seusai diresmikan, pemerintah pun akan segera memutuskan tarif yang akan ditetapkan, yakni antara Rp 250 ribu-Rp 350 ribu.

"Untuk tarif nanti segera kita putuskan, tapi kurang lebih antara Rp 250 ribu-Rp 350 ribu. Kurang lebih," kata Jokowi dalam keterangan pers di Stasiun KCJB Padalarang, Jawa Barat.

Baca Juga

Saat ini, pemerintah masih menggratiskan tarif operasional kereta cepat untuk masyarakat hingga pertengahan Oktober mendatang.

"Dan ini kita perpanjang untuk gratisnya kira-kira sampai pertengahan bulan," ujar dia.

Seusai meresmikan, Jokowi kembali menjajal kereta cepat dari Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur, hingga Stasiun Padalarang, Jawa Barat. Selain cepat, kata dia, kereta cepat juga nyaman untuk dinaiki.

"Rasanya sama. Cepat nyaman dan 29 menit tadi dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang. Sama, dua kali 29 menit terus," kata dia.

Kereta dengan kecepatan 350 km per jam ini diberi nama Whoosh. Menurut Jokowi, pemberian nama Whoosh ini diinspirasi dari suara melesat dari kereta berkecepatan tinggi ini. Whoosh sendiri merupakan singkatan dari Waktu Hemat Operasi Optimal Sistem Hebat.

"Kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan kereta cepat pertama di Indonesia dan juga pertama di Asia tenggara," kata Jokowi di Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur.

Jokowi mengatakan, kereta cepat Jakarta-Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya maupun terintegrasi dengan transit oriented development.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement