Jumat 29 Sep 2023 10:20 WIB

IHSG Diprediksi Variatif di Tengah Sentimen Domestik dan Global

Sentimen dalam negeri antara lain meningkatnya pajak dari e-commerce.

Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (29/9/2023), diperkirakan bergerak variatif di tengah adanya sentimen domestik dan global.

IHSG dibuka menguat 21,07 poin atau 0,30 persen ke posisi 6.958,90. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,42 poin atau 0,46 persen ke posisi 957,74.

Baca Juga

“IHSG diprediksi bergerak mixed (variatif) dalam range 6.900–6.970,” ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih dilansir Antara di Jakarta, Jumat.

Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak dari Pajak Pertambahan Nilai atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPN PMSE) mencapai Rp 14,57 triliun per 31 Agustus 2023. Tercatat, sebanyak 158 pemungut PPN PMSE telah ditunjuk secara resmi untuk melakukan pemungutan. Pada 2020, setoran dari PPN PMSE tercatat hanya sebesar Rp731,4 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 3,90 triliun pada 2021 dan Rp 5,51 triliun pada 2022.

Adapun, sejumlah perusahaan yang telah ditunjuk sebagai pemungut PPN PMSE, beberapa diantaranya adalah Amazon, Google, Netflix, Spotify, Facebook, Shopee, hingga TikTok.

Dari mancanegara, Biro Statistik Australia melaporkan rilis awal penjualan ritel (retail sales) meningkat 0,2 persen month to month (mtm) pada Agustus 2023, atau turun dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,5 persen (mtm). Mencerminkan turunya daya beli akibat suku bunga di level 4,1 persen, atau tertinggi dalam 11 tahun terakhir.

Dari Asia, laba yang diperoleh perusahaan industri di China turun 11,7 persen (yoy) menjadi 4.655,82 miliar yuan China per Agustus 2023, akibat melemahnya permintaan baik domestik maupun ekspor, serta tekanan margin yang terus berlanjut.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 81,69 poin atau 0,26 persen ke 31.790,80 indeks Hang Seng menguat 287,31 poin atau 1,65 persen ke 17.660,34, dan indeks Straits Times menguat 16,40 poin atau 0,51 persen ke 3.223,39. Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement