REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto optimistis harga telur ayam ras di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Banyumas dan Cilacap, tetap terkendali.
"Berdasarkan pantauan kami hingga saat ini, harga telur ayam ras masih terkendali," kata Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan.
Ia mengatakan fenomena kenaikan harga telur di antaranya juga disebabkan oleh tingginya permintaan daging ayam pada Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah. Kondisi itu mendorong peternak memotong ayam petelur (afkir) untuk memenuhi permintaan tersebut, sehingga mengurangi pasokan telur.
Menurut dia, kondisi tersebut juga ditambah dengan kurangnya stok jagung sebagai salah satu sumber pakan ayam serta kondisi cuaca yang menyulitkan jagung untuk cepat kering. "Namun demikian, alhamdulillah sudah ada panen raya jagung minggu lalu dan sudah mulai turun permintaan terhadap ayam ras serta peternak telur telah kembali dalam 'track' budidaya telur, sehingga diharapkan harga telur dapat lebih terkendali," kata Rony menjelaskan.
Dia mengatakan kenaikan harga telur terjadi pada level nasional dan seluruh daerah di Jawa. Karena berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga telur di tingkat nasional pada April 2023 sebesar Rp 29.850 per kilogram, sedangkan pada Mei 2023 meningkat menjadi Rp 30.400/kg.
Sementara di Jawa Tengah, kata dia, harga telur pada bulan April 2023 sebesar Rp 27.250/kg dan pada bulan Mei 2023 meningkat menjadi Rp 28.150/kg. "Pada Maret 2023, harga telur ayam ras di tingkat nasional hanya Rp 29.350/kg dan di Jawa Tengah Rp 25.850/kg, lebih rendah dibandingkan periode April 2023," kata Rony.