Jumat 05 May 2023 11:57 WIB

BPS: Konsumsi Masih Jadi Penyumbang Utama Ekonomi Kuartal I 2023

Momen Ramadhan 2023 mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman.

Pedagang menawarkan makanan di pusat oleh-oleh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (8/5/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama ekonomi kuartal I 2023.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pedagang menawarkan makanan di pusat oleh-oleh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (8/5/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama ekonomi kuartal I 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama ekonomi kuartal I 2023. BPS mengungkapkan ekonomi kuartal I tumbuh 5,03 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Penyumbang paling besar produk domestik bruto (PDB) yakni konsumsi yang tumbuh 4,54 persen (yoy) dengan andil 2,44 persen pada triwulan I 2023," ungkap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud dalam Pengumuman Rilis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2023 di Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Baca Juga

Ia menyebutkan momen Ramadhan 2023 mendorong pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman, meski tak terlalu signifikan lantaran hanya terdapat sembilan hari puasa pada kuartal pertama tahun ini.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tertinggi terjadi pada konsumsi transportasi dan komunikasi, yang tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut, dan udara, serta konsumsi restoran dan hotel, yang tercermin dari peningkatan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel.

Selain konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 2,44 persen, Edy menuturkan ekspor neto dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) menjadi penyumbang tertinggi lainnya dengan andil masing-masing 2,1 persen dan 0,68 persen. Kemudian, disusul konsumsi pemerintah sebesar 0,22 persen serta komponen lainnya minus 0,41 persen.

Ekspor juga tumbuh signifikan sebesar 11,68 persen (yoy) pada kuartal I 2023, yang didorong peningkatan bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja, serta kenaikan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement