REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah meminta kepada PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI segera melakukan penambahan teknologi fitur baru atau retrofit terhadap sistem rangkaian kereta lama. Hal ini dilakukan untuk memenuhi ketersedian kereta rel listrik yang beroperasi di lapangan.
Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Septian Hario Seto mengatakan, pemesanan untuk melakukan retrofit dapat dilakukan lebih awal.
“Jadi, pertama, review pola operasi agar tetap bisa dioptimalkan lagi. Kedua, review sistem perawatan menjamin keselamatan dan keandalan sarana khususnya teknologi-teknologi yang memang sudah tua,” ujarnya saat konferensi pers, Kamis (6/4/2023).
Seto menjelaskan, pemesanan untuk melakukan retrofit dibandingkan pengadaan melalui impor sama-sama membutuhkan waktu pada 2024 mendatang.
“Jadi, kalau retrofit bisa dilakukan pemesanannya dari sekarang. Sebenarnya kami juga melihat planning kalau bisa dilakukan lebih baik, lebih awal, ini juga lebih bagus,” jelasnya.
Menurutnya, opsi retrofit juga mempertimbangkan perbaikan rangkaian kerangka bagian kereta rel listrik. Hal ini untuk mengatasi kekurangan trainset kereta rel listrik Jabodetabek dibandingkan impor kereta rel listrik bekas.
“Teknologi upgrade, nanti dilihat apa yang perlu diperbaiki. Dari sisi equipment, sistem penggerak, bisa teknologi baru. Bodi rangka kalau bisa diganti,” ucapnya.
Menurutnya, konservasi 44 unit kereta rel listrik akan dilakukan secara bertahap pada 2023. Menurut BPKP, dari unit yang ada saat ini masih mencukupi kebutuhan operasional KCI.
Kendati demikian, Seto memastikan akan ada rangkaian kereta rel listrik yang pensiun. Oleh karena itu, retrofit kereta rel listrik harus didorong. Seto juga meminta KCI melakukan pengadaan kereta baru dari produksi dalam negeri secara paralel.