REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus mengembangkan kantor cabang luar negeri dan layanan internasional. Pada 2022, perseroan pun fokus memperkuat kapabilitas perseroan dalam mendukung ekspansi nasabah ke mancanegara.
"International banking merupakan keuanggulan kompetitif BNI," ujar Direktur Corporate dan International Banking BNI Silvano Rumantir dalam paparan kinerja virtual, Selasa (24/1/2023).
Perusahaan, lanjutnya, juga berupaya menangkap peluang bisnis investasi asing atau Foreign Direct Investment (FDI) serta mendukung bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berorientasi ekspor dengan meluncurkan Xpora.
Lewat program itu, UMKM berorientasi ekspor mendapatkan pembinaan supaya bisa melakukan ekspor. Lalu, dibantu dicarikan pembeli pula oleh para diaspora.
Silvano menyebutkan, cabang luar negeri BNI telah menyalurkan kredit senilai 1,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 25 triliun sepanjang 2022. Kemudian, transaksi ekspor-impor BNI pada tahun lalu tumbuh hampir 55 persen year on year (yoy).
"Peningkatan nilai ekspor ini dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas unggulan Indonesia. Di antaranya sawit, bahan bakar, mineral, batu bara maupun besi baja," ujarnya.
Berikutnya, volume transaksi remittance pada 2022 turut meningkat sebesar 29,1 persen menjadi 108 miliar dolar AS. Hal itu terdiri atas volume incoming dan outgoing remittance.
Dia mengungkapkan, pada tahun lalu pertumbuhan kredit terbesar terjadi di kantor luar negeri Singapura dan New York. "Kami optimistis kontribusi bisnis internasional akan terus ditingkatkan di tahun 2023 ini meskipun kami sadar potensi perlambatan dan dinamika ekonomi global akan terus berlanjut,” tuturnya.
Optimisme tersebut, kata dia, karena pertumbuhan ekonomi nasional yang masih resilien dan diproyeksikan tumbuh sebesar lima persen, sehingga dapat mendukung geliat industri. Lalu harga komoditas masih relatif tinggi, ditambah adanya pelonggaran di beberapa negara mitra dagang BNI seperti China dinilai mampu untuk memberikan peluang lebih besar bagi pertumbuhan bisnis internasional ke depan.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengamanatkan sekaligus menantang BNI untuk menggarap pasar internasional. Bahkan ia menargetkan perusahaan dapat melakukan ekspansi bisnis internasional melalui delapan juta diaspora Indonesia.