REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara resmi memperoleh pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 3 Januari 2023. Hal ini merupakan rangkaian pelepasan saham perdana atau initial public offering di lantai bursa.
Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Bank Sumut Arieta Aryanti mengatakan, rencana pelepasan saham perdana Bank Sumut di lantai bursa merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja dan aset bank milik masyarakat Sumatra Utara dan penguatan tata kelola dan penerapan manajemen risiko.
“Dengan kinerja keuangan yang menghasilkan peningkatan laba, diharapkan kontribusi terhadap penghasilan asli daerah ikut meningkat. Laba dari setiap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) akan menjadi penghasilan asli daerah yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi daerah,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (4/1/2023).
Menurutnya, Bank Sumut menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan terutama di Sumatra Utara dan nasional pada umumnya. Di tengah tekanan ekonomi yang belum kondusif pasca pandemi Covid-19 dan di usianya yang sudah lebih dari 61 tahun, Bank Sumut memanfaatkan momentum dapat bertransformasi serta meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja.
“Tantangan era digitalisasi yang semakin besar, seiring dengan tingginya persaingan usaha sektor perbankan mendorong bank-bank bergerak lebih dinamis untuk menciptakan inovasi produk dan memperbaiki kualitas layanan, salah satunya melalui digitalisasi perbankan,” ucapnya.
Menjawab tantangan persaingan digitalisasi perbankan, lanjutnya, dalam tiga tahun terakhir ini Bank Sumut telah mengembangkan berbagai layanan kanal digital, antara lain layanan mobile banking Sumut Mobile, Laku pandai Sumut Link hingga kerja sama dengan perusahaan tekfin, e-commerce, dan juga kolaborasi dengan bank lain untuk memperluas jangkauan.
Selain itu, Bank Sumut juga mengembangkan internet banking khusus korporasi dan layanan yang mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. Termasuk, kartu kredit pemerintah daerah hingga layanan QRIS bagi UMKM.
“Bank Sumut berupaya menjadi BPD yang terdepan dalam transformasi digital,” ucapnya.
Sejalan dengan upaya transformasi, kinerja Bank Sumut menjelang akhir 2022 semakin solid. Tercatat, jumlah aset sebesar Rp 40,6 triliun per kuartal III 2022 atau naik 2,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 39,5 triliun.
Bank Sumut juga membukukan laba sebesar Rp 521 miliar per September 2022 atau tumbuh 12,3 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 463 miliar. Target laba pada Desember diproyeksikan melampaui target rencana bisnis bank 2022 sebesar Rp 665 miliar.
Sementara itu, penyaluran kredit per kuartal III 2022 juga meningkat 9,3 persen menjadi Rp 26,8 triliun dari kuartal III 2021 sebesar Rp 24,6 triliun. Keberhasilan dan kinerja yang solid dari Bank Sumut diharapkan memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan kegiatan perekonomian di 33 kabupaten/kota di Sumatra Utara.