REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) mengoptimalkan persiapan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dalam pelaksanaan KTT G20. Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan persiapan matang menjadi keharusan mengingat reputasi Indonesia akan dipertaruhkan di mata dunia.
"Sebagai perbandingan waktu G20 di Roma, seluruh delegasi landing di tiga bandara, tapi G20 (Indonesia) ini hanya melalui I Gusti Ngurah Rai," ujar Faik di Jakarta, Senin (7/11/2022).
Faik menyampaikan banyak tokoh penting dunia yang akan datang, termasuk sembilan kepala negara di luar anggota G20. Belum lagi, kehadiran Presiden FIFA, Elon Musk, hingga delegasi dari World Economic Forum.
Faik menyampaikan pergerakan penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai akan semakin meningkat selama KTT G20. Saat normal, Faik menyebut rata-rata sebanyak 45 ribu penumpang per hari yang mana 22 ribu di antaranya penumpang internasioanal dengan 223 penerbangan.
"Jadi ramai sekali nanti, kita juga harus megakomodir pergerakan penumpang dan pesawat reguler, kepala negara yang hadir, termasuk pendampingnya, jumlahnya cukup signifikan," lanjut Faik.
Faik menilai hal ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia. Faik mengatakan pelayanan yang optimal akan membangun reputasi positif Indonesia di mata dunia internasional. Untuk itu, Faik menilai perlunya upaya bersama, berkolaborasi antarpihak dalam menyukseskan KTT G20.
"Kita koordinasi dengan seluruh stakeholder, simulasi penanganan saat kondisi emergency, ada simulasi kondisi khusus apabila terjadi kecelakaan pesawat, pembajakan, aktivitas terorisme, dan ada bencana alam. Itu sudah kita simulasikan," ucap Faik.
AP I juga mengerahkan sejumlah bandara untuk lokasi parkir pesawat delegasi KTT G20 seperti Bandara Internasional Lombok, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Adi Soemarmo Surakarta, Bandara Internasional Yogyakarta, Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji mengatakan bandara utama seperti I Gusti Ngurah Rai dan delapan bandara pendukung dari AP I, serta tiga bandara AP II akan beroperasi 24 jam selama KTT G20 berlangsung. Devy menyebut hal ini merupakan langkah antisipatif atas imbas KTT G20 terhadap terganggunya penerbangan reguler.
"Mereka jadi alternate kegiatan commercial flight, tidak hanya kepala negara tapi private jet, hanya boleh datang, drop off, cabut, disebar di 11 bandara pendukung," kata Devy.