REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memastikan kesiapan pengamanan lalu lintas jelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Jalan Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi). Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan bahwa infrastruktur jalan tol dan jalan nasional harus berfungsi optimal sepanjang periode pelayanan Nataru.
“Jalur nasional dan tol harus beroperasi lancar agar mobilitas masyarakat terjaga. Seluruh langkah strategis sudah disiapkan dan tinggal dijalankan sesuai rencana,” ujar Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Tol Bocimi memiliki panjang operasional 26,40 kilometer, terdiri atas Seksi 1 Ciawi–Cigombong sepanjang 15,35 km dan Seksi 2 Cigombong–Cibadak (Parungkuda) sepanjang 11,05 km. Sebagai akses utama menuju kawasan wisata dan permukiman Bogor Selatan–Sukabumi, ruas ini diprediksi mengalami lonjakan kendaraan saat Nataru.
Direktur Utama PT Trans Jabar Toll, Abdul Hakim Supriyadi, menyampaikan pengaturan lalu lintas dan pengawasan lapangan telah diperkuat. Posko Nataru di Gerbang Tol Parungkuda berfungsi sebagai pusat koordinasi, pengawasan lalu lintas, dan manajemen insiden.
“Petugas juga ditempatkan di titik rawan kepadatan untuk mempercepat penanganan kondisi lapangan,” kata Abdul di Kantor PT Trans Jabar Toll, Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/12/2025).
Selain kelancaran arus kendaraan, ucap Abdul, aspek keselamatan menjadi prioritas dalam pelayanan Nataru. Seluruh indikator Standar Pelayanan Minimum terus dipantau, mulai dari kondisi jalan, aksesibilitas, kecepatan tempuh rata-rata, hingga kesiapan unit pertolongan.
“PT Trans Jabar Toll juga menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mengantisipasi lonjakan kendaraan di gerbang utama,” sambung Abdul.
Abdul memproyeksikan lalu lintas di Parungkuda mencapai 35.000–40.000 kendaraan. Dengan posisinya yang berdekatan dengan Pasar Cibadak, rekayasa lalu lintas disiapkan bersama Korlantas Polri untuk mengurai potensi kemacetan.
“Seluruh layanan darurat mulai dari mobil derek, ambulans, hingga kendaraan rescue telah disiagakan. Disaster Relief Unit (DRU) juga diaktifkan dengan peralatan penanganan cepat serta material darurat seperti cold mix untuk penambalan lubang pada musim penghujan,” kata Abdul.