REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong program pembuatan pakan mandiri untuk mendukung program pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal dan efisiensi pakan. Upaya pelatihan pembuatan pakan mandiri pun semakin digalakkan di berbagai daerah.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta menyampaikan pemerintah terus berinovasi mewujudkan ketersediaan pakan ikan mandiri minimal 12 juta hingga 13 juta ton untuk mencapai target produksi perikanan budidaya pada 2024.
Ia menilai target tersebut sejalan dengan program prioritas KKP yakni pelatihan tersebut mendukung perbaikan rantai nilai dari hulu ke hilir. "Pemerintah terus berinovasi mewujudkan ketersediaan pakan ikan dan mencapai target produksi budidaya," ujar Nyoman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/8/2022).
Nyoman menyampaikan hal tersebut selaras program Pembangunan Kampung Perikanan Budidaya dalam mendukung perbaikan rantai nilai dari hulu ke hilir."Pada 2024 telah ditargetkan produksi budidaya mencapai 22,65 juta ton," lanjut Nyoman.
Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan secara teknis perhitungan biaya pakan ikan dalam kegiatan budidaya adalah 60 sampai 80 persen dari biaya produksi budidaya yang dilakukan. Untuk mencapai target produksi tersebut, KKP telah menetapkan sebanyak 41,5 persen di antaranya merupakan target komoditas ikan dan udang."Kualitas pakan ikan sangat menentukan hasil produksi dan keuntungan usaha pembudidaya ikan," ujar Lilly.
Lilly menyampaikan para peserta dibekali materi berupa penyiapan peralatan dan bahan pembuatan pakan ikan, memilih dan menghitung bahan baku, mencapur pakan, serta membuat laporan hasil pembuatan pakan ikan."Harapannya, melalui pelatihan ini dapat diimplementasikan dan dapat menekan biaya pakan ikan," katanya.