Ahad 20 Apr 2025 16:37 WIB

Rusia Berminat Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Sultra, Ini Respons DEN

Rosatom adalah perusahaan negara milik Rusia yang bergerak di bidang industri nuklir.

Petugas bersama peneliti berada di area Reaktor Nuklir Triga 2000 di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/8/2023).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas bersama peneliti berada di area Reaktor Nuklir Triga 2000 di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Dewan Energi Nasional (DEN) mendukung Rosatom corp, BUMN milik Rusia untuk berinvestasi di sektor industri nuklir melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Sulawesi Tenggara (Sultra), Indonesia.

Anggota DEN, Musri Mawaledha bersama Wakil Gubernur Sultra Hugua setelah melakukan pertemuan dengan Kantor Perwakilan Dagang Rusia di Jakarta, Kamis (17/4/2025), mengatakan, PLTN ini sangat ramah lingkungan, efisien, dan murah secara ekonomi.

Baca Juga

Rosatom adalah perusahaan negara milik Rusia yang bergerak di bidang industri nuklir. Rosatom juga perusahaan terbesar di dunia yang menjadi vendor yang bergerak di industri nuklir.

"Investasi pengembangan PLTN ini 100 persen dari pihak Rosatom yang akan membiayai, tidak akan membebani APBN apalagi APBD," kata Musri.

Musri menambahkan, nuclear power plant (NPP) adalah langkah terbaik menjawab tantangan energi terbarukan untuk menjawab kemungkinan terjadinya krisis energi dan komitmen Indonesia untuk mengembangkan energi bersih yang sesuai dengan komitmen global.

"Indonesia sangat potensial dalam pengembangan NPP karena bahan baku yang tersedia serta lokasi yang strategis," tuturnya

Sulawesi Tenggara menjadi prioritas bagi lokasi pembangunan NPP karena berdasarkan data dan riset geologis yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bahwa wilayah ini sangat stabil dan mampu menjadi pusat pengembangan NPP di Indonesia.

Dari sisi kebutuhan listrik, Sulawesi Tenggara sangat membutuhkan sumber daya listrik yang besar karena ada industri pengolahan hasil tambang nikel dan industri turunannya yang besar. Bahkan, PLTN akan menjawab kebutuhan listrik rumah tangga dan industri kecil yang saat ini masih belum terpenuhi.

NPP atau PLTN sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Prancis yang menggunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik negaranya sebesar 70 persen, kemudian Rusia, Amerika Serikat yang memiliki 93 reaktor nuklir pembangkit listrik, disusul Jepang dan China.

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan nuklir sebagai sumber daya listrik itu aman dan sangat ramah lingkungan.

Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara Hugua mengatakan pertemuan dengan Kantor Perwakilan Dagang Rusia sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya dengan Duta Besar Rusia di Jakarta.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement