REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk dan entitas anak membukukan penjualan bersih mencapai Rp 7,01 triliun pada kuartal I 2022, naik 16,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 835 miliar di kuartal I 2022, naik 16,5 persen dibandingkan Rp 716 miliar di kuartal I tahun lalu.
Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per Divisi, pada kuartal I 2022 Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 28,9 persen menjadi Rp 2,59 triliun dari Rp 2,01 triliun di kuartal I 2021. Penjualan dari divisi ini menyumbang 36,9 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan.
Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 1,88 triliun di kuartal 2022, tumbuh sebesar 13,8 persen dari pencapaian di tahun sebelumnya. Penjualan divisi ini menyumbang 26,9 pesen dari total penjualan bersih Kalbe di kuartal pertama tahun 2022.
Divisi Obat Resep Perseroan membukukan peningkatan penjualan sebesar 9,5 persen menjadi Rp 1,52 triliun dari Rp 1,39 triliun. Penjualan divisi ini menyumbang 21,8 persen dari total penjualan bersih Perseroan.
Sedangkan, Divisi Produk Kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 6,0 persen menjadi Rp 1,00 triliun. Penjualan divisi ini berkontribusi sebesar 14,4 persen terhadap total penjualan bersih Perseroan di kuartal pertama tahun 2022.
Laba usaha meningkat 17,2 persen menjadi Rp 1,05 triliun di kuartal pertama tahun 2022, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 15,0 persen. Laba sebelum pajak penghasilan pada kuartal pertama tahun 2022 adalah sebesar Rp 1,09 triliun atau bertumbuh sebesar 18,0 persen.
Laba bersih pemilik entitas induk mencapai Rp 835 miliar di kuartal pertama tahun 2022, naik 16,5 persen dibandingkan Rp 716 miliar di tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba bersih yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penjualan bersih terutama disebabkan oleh peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional.
Pada 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, Perseroan mentargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2022 menjadi sebesar 11-15 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11-15 persen.
Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, Perseroan berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga. Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1,0 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45-55 persen dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.