Rabu 23 Feb 2022 11:30 WIB

Waduh, Pedagang Daging Jabodetabek Ikutan Mogok ala Perajin Tahu-Tempe

Pedagang Jabodetabek berencana mogok karena tingginya harga komoditas daging

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang daging sapi menunggu pembeli di pasar (ilustrasi). Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengabarkan, ada laporan mogok pedagang daging di Jabodetabek selama beberapa hari. Hal itu, menyusul melonjaknya harga komoditas tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Pedagang daging sapi menunggu pembeli di pasar (ilustrasi). Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengabarkan, ada laporan mogok pedagang daging di Jabodetabek selama beberapa hari. Hal itu, menyusul melonjaknya harga komoditas tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan mengabarkan, ada laporan mogok pedagang daging di Jabodetabek selama beberapa hari. Hal itu menyusul melonjaknya harga komoditas tersebut dalam beberapa waktu terakhir.

“Rencananya demikian, kami memang mendapati laporan di beberapa titik akan melakukan mogok dagang daging,” kata Reynaldi kepada awak media, kemarin.

Baca Juga

Meski demikian, dia menegaskan, jika mogok dagang daging itu bukan yang pertama kali terjadi. Alih-alih demikian, mogok setiap tahun diklaimnya terjadi.

Dia memaparkan, harga daging di wilayah Jabodetabek hingga kini ada di angka yang cukup tinggi, mencapai Rp 166 ribu per kg. Padahal, menurut situs resmi harga pangan DKI milik Pemprov DKI, harga daging sapi rerata hanya sekitar Rp 129 ribu per kilogram. Menurut dia, rerata kenaikan tersebut mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu.

Kenaikan tersebut, kata Reynaldi, karena adanya permintaan yang cukup tinggi jelang bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Dia meminta agar pemerintah dan para pengambil kebijakan yang terlibat bisa menyelesaikan persoalan tersebut secepatnya.

Baca juga: Segudang Masalah Ekonomi dan Lingkungan Intai Pemindahan IKN

Tak sampai di sana, tata niaga pangan yang ada di wilayah, kata Reynaldi, juga perlu diperbaiki. Dia menuntut pemerintah memiliki roadmap yang jelas mengenai pangan di dalam negeri atau daerah otonomi.

“Karenanya, persoalan tingginya harga komoditas pangan, termasuk daging, kedelai dan minyak, penting untuk diselesaikan dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement