Senin 25 Oct 2021 11:29 WIB

KBUMN: Negosiasi Jadi Prioritas Selamatkan Garuda Indonesia

Terkait PMN, kementerian tengah berusaha agar BUMN tak selalu mendapatkannya.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap memprioritaskan menyelamatkan PT Garuda Indonesia.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap memprioritaskan menyelamatkan PT Garuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap memprioritaskan menyelamatkan PT Garuda Indonesia. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan sejauh ini proses negoisasi masih terus berlangsung.

"Mudah-mudahan negosiasinya berhasil. hanya dengan cara negosiasi ini dengan pemilik piutang itu yang kita harapkan. Kalau ini berhasil maka Garuda akan tetap bisa jalan," ujar Arya dalam keterangan di Jakarta, Ahad (24/10).

Baca Juga

Mengenai isu Pelita Air menggantikan Garuda Indonesia, Arya belum ingin membicarakan lebih lanjut. Menurut Arya, fokus utama Kementerian BUMN ialah memperjuangkan Garuda Indonesia dengan cara negosiasi terhadap para lessor.

"Soal opsi mengenai Pelita itu nanti lah ya. Yang utama kita sekarang ini berusaha terus berjuang untuk bisa bernegosiasi dengan para lessor, pihak-pihak yang memiliki piutang dengan Garuda, itu yang utama dan opsi itu yang pertama ya, kita dahulukan," ucap Arya.

Terkait opsi penyertaan modal negara (PMN), Arya mengatakan Kementerian BUMN sedang berusaha agar BUMN tidak selalu mendapatkan PMN, terlebih guna menutup kerugian pada BUMN. Kementerian BUMN, lanjut Arya, ingin membangun BUMN yang mandiri dan sehat, serta tidak selalu bergantung pada PMN.

"Kita harus membangun yang namanya BUMN-BUMN yang sehat, jadi kita nggak belum ada usaha untuk menyuntikkan lagi karena kalau disuntikkan juga akan membuat akan sangat banyak kebutuhan anggaran untuk Garuda," ungkap Arya.

Arya kembali menegaskan prioritas utama saat ini ialah negosiasi dengan para lessor. Arya menyebut persoalan Garuda sejatinya sudah berlangsung lama akibat kesalahan dalam sisi penyewaan pesawat. Kondisi ini diperburuk dengan adanya pandemi.

"Jadi ini puncaknya saja corona, tapi mereka juga punya fondasi yang sangat jelek, makanya kita harus membereskan Garuda dengan baik dan efisiensi dilakukan terus-menerus. Kita harus selamatkan dengan cara negosiasi. Kalau negosiasinya gagal, baru kita akan cari opsi lain dan kita akan carikan langkah-langkah supaya kita tetap memiliki pesawat. Jadi kita tunggu saja bagaimana negosiasinya," kata Arya menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement