REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mendorong gairah industri pengolahan porang guna menjamin kesejahteraan petani dan menambah nilai ekspor pertanian sebagai sektor andalan pertumbuhan ekonomi nasional.
Syahrul mengatakan, salah satu daerah potensial yang saat ini menjadi wilayah industri porang yakni di Madiun, Jawa Timur. Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan dilakukan peresmian pembangunan industri porang khususnya untuk produk olahan menjadi beras.
"Porang menjadi komoditas negara tropis. Kita berharap sesuai perintah presiden kita makan tidak hanya beras, boleh kenyang dengan berbagai aneka ragam komoditi yang kita miliki," jelasnya.
Syahrul menegaskan porang menjadi komoditas pilihan Presiden Joko Widodo untuk menjadi komoditas andalan baru di Indonesia khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang lebih beragam dan lebih optimal keseluruh manca negara yang ada.
Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha terus memperbaiki budidaya porang yang lebih maju hingga proses pasca panen, pengumpulan hasil produksi serta bagaimana membawanya masuk ke industri. Lebih jauh, mendorong industri untuk membuat produk bernilai tambah serta menjamah pasar ekspor.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menambahkan, Kementan menjadikan porang sebagai komoditas andalan untuk masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor.
Ia mencatat, nilai ekspor porang pada tahun 2020 sebesar Rp 923,6 miliar dengan negara tujuan utama ke China, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, dan Jepang. Jenis yang diekspor dalam bentuk chips dan tepung dan untuk melindungi plasma nutfah, tidak diperkenankan ekspor benih dan umbi.
"Luas lahan porang harus ditingkatkan di seluruh wilayah Indonesia. Porang tidak hanya diolah menjadi tepung, tapi juga sebagai pangan alternatif pengganti beras sehingga budidaya porang terus diperluas," tegasnya.
Suwandi menyebutkan terobosan yang dilakukan Kementan yakni memberikan bantuan bibit, pupuk dan pendampingan kepada petani. Selanjutnya, pemerintah pun menyediakan fasilitas pinjaman modal dengan bunga rendah yakni melalui KUR.
"Kepada Petani, kami berharap agar dapat mendorong anggotanya terutama yang berskala besar untuk bergandengan tangan dalam kemitraan dengan industri pengolahan sehingga industri pengolahan kecil tersebut dapat berkembang untuk melakukan bisnis yang saling menguntungkan," tuturnya.
Perlu diketahui, luas area pertanaman porang tahun 2020 sebesar 19.950 hektare (ha) dan di 2021 diproyeksikan mencapai 47.461 ha. Itu tersebar di 15 provinsi dan ditargetkan paling lambat tahun 2024 menjadi 100 ribu ha didukung industri hilir dan pasarnya.