REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, pengembangan wisata khususnya desa wisata di Kepulauan Seribu juga memerlukan pendekatan atraksi, kolaborasi, aksesibilitas, pemanfaatan dana desa, amenitas, dan digitalisasi.
"Saya sudah bolak-balik ke pulau Tidung, Kelapa, Sebira ini luar biasa potensinya. Jadi kita tinggal kolaborasi, ada dana desa, ada dana kelurahan, kita dorong pakai digitalisasi," kata Sandiaga melalui siaran pers, Selasa (3/8).
Selain itu, di desa wisata juga fokuskan untuk coaching, supervisi, monitoring, dan evaluasi. Menurut Sandiaga, evaluasi dibutuhkan agar SDM sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa maju dan berkembang.
"Kuncinya entrepreneurship, wirausaha. Kita ingin hadirkan SDM mandiri melalui wirausaha," ucap Sandiaga.
Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan, upaya percepatan pengembangan Kepulauan Seribu dan percepatan pengembangan Kepulauan Seribu salah satunya berupa pengembangan zona pemanfaatan Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS) wilayah laut dangkal, dan standardisasi pembangunan yang dipersyaratkan.
"Selain itu juga diperlukan dukungan dan sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif), Badan Usaha dan pemangku kepentingam lainnya dalam pemanfaatan kawasan TNKS wilayah laut dangkal," kata Junaedi.
Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Budi Arie Setiadi mengajak anak muda di Kepulauan Seribu bergotong royong untuk membuat berbagai inovasi dan gagasan. Hal itu agar dapat mempercepat pengembangan wisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
"Karena terus terang, di seluruh dunia yang bisa membuat terobosan itu anak muda. Karena itu saya mendukung penuh gerakan Asosiasi Desa Kreatif Indonesia untuk melahirkan inovasi dan terobosan baik di bidang kuliner, cinderamata, dan berbagai produk yang bisa diakselerasi," ujar Budi Arie.