Senin 22 Sep 2025 13:51 WIB

Bos Garuda Indonesia Bahas Pengadaan Armada Baru dengan Boeing di AS

Dirut Garuda dampingi Presiden Prabowo dalam lawatan ke Amerika Serikat.

Pesawat Garuda Indonesia (ilustrasi). Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, berkunjung ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan pesawat dengan pabrikan Boeing.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pesawat Garuda Indonesia (ilustrasi). Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, berkunjung ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan pesawat dengan pabrikan Boeing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, berkunjung ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan pesawat dengan pabrikan Boeing. Garuda Indonesia bersama para pemangku kepentingan akan memastikan pembelian pesawat tersebut memberikan keuntungan optimal, baik secara strategis operasional maupun finansial.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, mengatakan pihaknya terus menjajaki kerja sama dengan pabrikan pesawat untuk penambahan armada jangka panjang. Hal ini dilakukan agar Garuda Indonesia memperoleh kepastian jumlah pesawat dengan harga yang lebih kompetitif.

Baca Juga

“Dalam rangka keperluan kerja sama jangka panjang inilah Bapak Direktur Utama mendampingi Bapak Presiden Prabowo Subianto dalam lawatan ke AS untuk melakukan diskusi lanjutan terkait rencana pengadaan armada pesawat dari Boeing,” ujar Reza saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Seiring pulihnya industri penerbangan, kapasitas Garuda meningkat menjadi 71 pesawat pada 2023 dan 73 pesawat pada 2024. Di bawah manajemen baru, hingga Agustus 2025 Garuda telah menambah lima pesawat baru sehingga total armada mencapai 78 pesawat. Sepanjang 2025, maskapai pelat merah ini menargetkan kedatangan tujuh pesawat baru.

Menurut Reza, hal tersebut merupakan penambahan armada terbanyak bagi Garuda Indonesia pascapandemi Covid-19.

Dari sisi trafik penerbangan, pasar penumpang transportasi udara diproyeksikan terus meningkat hingga mencapai sekitar 105 juta penumpang pada tahun ini. Garuda Indonesia menargetkan melayani 12,2 juta penumpang sepanjang 2025.

Garuda berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional, baik melalui konektivitas udara, pariwisata, maupun ekonomi kreatif. Komitmen ini diwujudkan melalui pelayanan terbaik yang telah mendapatkan pengakuan dunia.

Selain itu, Garuda meningkatkan konektivitas global dengan menjadi satu-satunya maskapai di Indonesia yang mengoperasikan lebih dari 30 pesawat berbadan lebar (wide body) serta menjalin global partnership dengan sejumlah maskapai internasional.

“Ke depan, kami secara bertahap menargetkan menambah lebih dari 100 pesawat hingga 2029. Strategi ini memungkinkan Garuda Indonesia menghubungkan lebih dari 100 rute penerbangan dan mencapai 50 persen pangsa pasar domestik,” kata Reza.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement