REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan RI menyampaikan rilis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita hingga Agustus 2025. Tercatat, pendapatan negara sampai 31 Agustus 2025 mencapai Rp1.638,7 triliun atau 57,2 persen dari target pendapatan negara pada 2025 sebesar Rp2.865,5 triliun.
Perinciannya, penerimaan perpajakan tercatat sebesar Rp1.330,4 triliun atau 55,7 persen dari target Rp2.387,3 triliun. Itu meliputi penerimaan pajak Rp 1.135,4 triliun atau 54,7 persen dari target Rp2.076,9 triliun, serta kepabeanan dan cukai Rp194,9 triliun atau 62,8 persen dari target Rp310,4 triliun.
Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp306,8 triliun atau 64,3 persen dari target Rp477,2 triliun. Adapun dari sisi belanja, realisasi belanja negara hingga Agustus 2025 mencapai Rp1.960,3 triliun atau 55,6 persen dari target belanja negara Rp3.527,5 triliun.
Belanja tersebut meliputi belanja pemerintah pusat Rp1.388,8 triliun atau 52,1 persen dari target Rp2.663,4 triliun. Angka ini terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) Rp686 triliun atau 53,8 persen dari target Rp1.275,6 triliun dan belanja non K/L Rp702,8 triliun atau 50,6 persen dari target Rp1.387,8 triliun.

Sementara itu, transfer ke daerah (TKD) terealisasi Rp571,5 triliun atau 66,1 persen dari target Rp864,1 triliun. “Pendapatan negara hingga 31 Agustus 2025 sebesar Rp1.638,7 triliun atau 57,2 persen dari outlook dan belanja negara Rp1.960,3 triliun atau 55,6 persen dari outlook. Sehingga defisit APBN Rp321,6 triliun atau 1,35 persen PDB,” ujar Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewan dalam konferensi pers APBN Kita edisi September 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Adapun keseimbangan primer hingga akhir Agustus 2025 tercatat surplus Rp22 triliun. Dengan angka realisasi pendapatan dan belanja tersebut, tercatat terjadi defisit sebesar Rp109,9 triliun atau 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sampai Agustus 2025, pembiayaan anggaran mencapai Rp425,7 triliun atau 64,3 persen dari target Rp662 triliun.