REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu 2021 menunjukan pemulihan ekonomi Indonesia sudah solid dan konsisten. Tercatat ekonomi domestik periode Januari sampai Maret 2021 kontraksi 0,74 persen.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan beberapa indikator ekonomi pada Januari sampai Februari 2021 masih ada beberapa yang merah. Namun pada Maret 2021 sudah mulai hijau, ini menunjukkan perekonomian Indonesia sudah menunjukkan tren pemulihan yang diharapkan.
“Dibandingkan dengan negara-negara lain hampir rata-rata negara itu kuartal satunya sudah meningkat tapi Indonesia termasuk lebih baik dibandingkan negara lain," ujarnya saat acara Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema Kabar Penyerapan Dana PEN 2021 secara virtual, Kamis (6/5).
Dia pun berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 akan jauh lebih baik. Sehingga pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia kisaran 4,5 sampai dengan 5,3 persen.
Tercatat pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia terjun bebas terkontraksi minus 5,3 persen. Namun perbaikan terus ditunjukan pada kuartal III dan IV 2020, ekonomi berada kisaran dua persen dan menunjukan perbaikan kembali pada kuartal satu 2021.
“Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 minus 0,74 persen ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi kita itu sudah solid dan konsisten," ucapnya.
Sementara Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menambahkan pertumbuhan ekonomi kuartal satu 2021 telah menunjukan perbaikan secara konsisten. Meski masih mengalami kontraksi, namun ekonomi domestik masih bisa tumbuh lebih baik jika dibandingkan periode sama tahun lalu.
"Tadinya saya perkirakan minus satu persen ternyata justru lebih baik kisaran 0,74 persen dan ini kita yakini output yang ke depan akan terus membaik ada percepatan," ucapnya.
Piter juga meyakini pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 perekonomian domestik akan sudah mulai kembali positif. Hal ini didorong adanya beberapa indikator yang menunjukan perbaikan dan peran pemerintah dalam memberikan stimulus dalam menggerakan roda ekonomi.
"Misal untuk PPnBM kendaraan bermotor, PPN properti dan ini disupport sekali oleh otoritas Bank Indonesia dan OJK. Bank Indonesia melonggarkan memberikan uang muka sampai nol persen. Demikian juga OJK yang support dengan kebijakan pelonggaran, sehingga apa yang terjadi adalah sudah mulai muncul daerah masyarakat agar belanja," ucapnya.