Rabu 16 Jul 2025 08:41 WIB

Integrasi Transportasi Medan Dimulai, Moda Lama dan Baru Terhubung

Halte-halte transit mulai ditata ulang agar dapat berfungsi sebagai simpul integrasi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kota Medan mengintegrasikan bus listrik dengan angkutan kota.
Foto: Lintar Satria/Republika
Kota Medan mengintegrasikan bus listrik dengan angkutan kota.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN — Pemerintah Kota Medan mengembangkan integrasi antarmoda transportasi untuk mendorong mobilitas perkotaan yang efisien dan ramah lingkungan. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Medan, Supriono, mengatakan integrasi ini mencakup Bus Rapid Transit (BRT), angkutan kota, kereta bandara (Railink), hingga transportasi daring.

“Layanan ini menghubungkan koridor utama di Kota Medan dan sudah menerapkan sistem pembayaran non-tunai,” ujar Supriono saat ditemui di Medan, Selasa (15/7/2025).

Baca Juga

Medan menjadi salah satu kota percontohan program Buy The Service (BTS) dari Kementerian Perhubungan. Dalam skema ini, layanan BRT diintegrasikan dengan angkutan kota agar keduanya saling mendukung, bukan bersaing.

Selain itu, konektivitas juga diperkuat melalui Kereta Api Bandara (Railink) yang menghubungkan Stasiun Medan dan Bandara Kualanamu. Railink menjadi tulang punggung transportasi udara–darat yang cepat dan tepat waktu.

Transportasi daring seperti ojek dan taksi online juga mulai dilibatkan sebagai moda pengumpan (feeder) dalam skema mobilitas terakhir (last mile). Untuk menunjang itu, halte-halte transit mulai ditata ulang agar dapat berfungsi sebagai simpul integrasi moda secara efektif.

Meski begitu, Supriono mengakui integrasi antarmoda di Medan masih dalam tahap awal. Fasilitas seperti halte BRT mulai dirancang lebih representatif, sedangkan Stasiun Medan telah menjadi simpul utama yang menghubungkan pengguna kereta dengan moda darat lainnya, termasuk transportasi daring.

Pemkot juga sedang mengembangkan aplikasi buslistrikmedan.com yang memungkinkan warga melacak posisi dan jadwal kedatangan bus secara real time. Aplikasi ini nantinya diintegrasikan dengan moda lain dalam sistem digital terpadu.

Menurut Supriono, integrasi ini mulai berdampak pada peningkatan kualitas layanan, keteraturan jadwal, dan alternatif transportasi yang lebih nyaman. Namun, tantangan masih ada, seperti konektivitas antar moda yang belum sepenuhnya lancar dan ketergantungan tinggi masyarakat pada kendaraan pribadi.

Beberapa program prioritas kini tengah disiapkan, antara lain perluasan layanan BRT, penambahan rute dan armada bus listrik, serta penataan ulang trayek angkutan kota agar bisa berfungsi sebagai feeder BRT.

“Kita ingin hilangkan tumpang tindih trayek dan memperkuat fungsi angkot sebagai moda pengumpan,” jelasnya.

Pemkot juga menyiapkan pembangunan infrastruktur simpul transportasi terpadu, termasuk halte integratif, terminal modern, serta pengembangan kawasan Transit-Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun dan pusat aktivitas kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement