Jumat 04 Jul 2025 10:26 WIB

Harga Beras Naik, Penyaluran Bantuan Pangan Beras Dipercepat

Penyaluran ini juga menjadi respons atas kenaikan harga beras.

Warga mengambil bantuan beras di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga mengambil bantuan beras di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (25/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mempercepat persiapan penyaluran bantuan pangan (banpang) beras sebagai bentuk dukungan terhadap stimulus kebijakan ekonomi nasional. Penyaluran ini juga menjadi respons atas kenaikan harga beras yang masih terjadi di pasar.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan program banpang beras akan berkontribusi signifikan terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III, mengingat realisasi anggaran berlangsung pada periode tersebut. Hal ini selaras dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Baca Juga

"Kami optimistis penyaluran bantuan ini dapat dilaksanakan segera sebagaimana arahan Bapak Menko Perekonomian. Ini akan menjadi bagian dari respons cepat pemerintah atas kenaikan harga beras sekaligus kontribusi pada akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional kuartal III," ujar Ketut Astawa di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Ketut menyebut program banpang beras akan segera disalurkan menyusul diterbitkannya Anggaran Belanja Tambahan (ABT) pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Badan Pangan Nasional per 3 Juli 2025. Distribusi ditargetkan mulai pekan kedua Juli, karena data penerima sudah tersedia.

Dikutip dari keterangan resmi NFA, program banpang beras ini menargetkan 18.277.083 penerima bantuan pangan (PBP), berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025. Setiap PBP akan menerima 20 kilogram beras untuk alokasi bulan Juni dan Juli 2025.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam pernyataan terpisah mengajak seluruh pihak, baik pusat maupun daerah, memastikan program bantuan berjalan tepat waktu dan sasaran, serta memberi dampak nyata bagi stabilitas pasokan, harga, dan daya beli masyarakat.

“Program ini merupakan instrumen strategis pemerintah dalam menjaga daya beli dan stabilitas pangan. Kita harus pastikan program ini berjalan optimal dan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tegas Arief.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga beras masih mengalami kenaikan pada Juni 2025. Inflasi harga beras di tingkat eceran mencapai Rp14.967 per kilogram. Angka itu naik 1 persen secara bulanan (mtm) dan 3,38 persen secara tahunan (yoy). 

Kemudian, inflasi harga beras di tingkat grosir mencapai Rp13.979 per kilogram. Harga beras di tingkat grosir naik 1,78 persen (mtm) dan 4,16 persen (yoy).

Selanjutnya, perubahan rata-rata harga beras di penggilingan mencapai Rp12.994 per kilogram. Angka itu naik 2,05 persen (mtm) dan 3,64 persen (yoy). 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement