REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen pada tahun ini. Adapun prediksi ini menyusul dukungan program vaksinasi Covid-19 sebagai penentu pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan APBN akan mendukung pemulihan ekonomi pada tahun ini. “Beberapa alasan yang mendukung pemulihan ekonomi adalah program vaksinasi, akan terus terakselerasi tinggi pada kuartal satu, dua, tiga, dan akhir tahun ini,” ujarnya saat konferensi pers virtual APBN KiTa, Selasa (23/2).
Sri Mulyani menyebut saat ini pemulihan ekonomi domestik sudah mulai terlihat. Tercatat konsumsi listrik tumbuh 6,2 persen secara tahunan pada Januari 2021 dan konsumsi rumah tangga tumbuh 46,3 persen dari total konsumen listrik yang tumbuh 22,4 persen pada Januari 2021.
“Ini sesuai data Google Mobility Report, residensialnya lebih tinggi 10,8 persen secara tahunan dibandingkan kondisi normal. Sedangkan konsumsi listrik industri tumbuh negatif minus 1,6 persen, secara bulanan tumbuh 2,1 persen,” jelasnya.
Selain itu, Sri Mulyani menyebut Indonesia menjadi salah satu negara paling cepat menggulirkan vaksinasi Covid-19. Hal ini membuat Indonesia relatif lebih maju dalam program vaksinasi.
Baca juga : Sri Mulyani Selundupkan Sepeda Brompton? Ini Faktanya
“Dari sisi vaksinasi, Indonesia termasuk yang pertama meski perkembangan jumlah yang divaksin berbeda-beda setiap negara. Per 22 Februari 2021, Indonesia sudah 1,96 juta dan nomor 18 dunia,” ucapnya.
Atas dasar itu, Sri Mulyani berharap aktivitas dan mobilitas bisa relatif normal. “Vaksin memberi harapan dan membuat masyarakat lebih tahan Covid-19, sehingga harapan pemulihan ekonomi meski vaksin tidak satu-satunya solusinya,” ucapnya.
Ke depan pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya mendorong pemulihan ekonomi. Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan dan memberikan relaksasi uang muka kredit kendaraan bermotor dan properti.
OJK juga telah memperpanjang restrukturisasi kredit perbankan dan memberikan relaksasi aset tertimbang menurut risiko (ATMR) kredit perumahan dan sektor kesehatan.