REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) menilai perlu keterlibatan swasta untuk memaksimalkan pembangunan infrastruktur migas khususnya di sektor midstream dan hilir. Anggota Komite BPH Migas Jugi Prajugio menilai peluang investasi di sektor ini masih menjanjikan.
Ia mengatakan Kadin bisa terjun di tiga lini bisnis yang prospektif. Pertama pengusahaan pipanisasi, penetapan toll fee, dan harga untuk kebutuhan jaringan rumah tangga dan pelanggan kecil.
“Untuk pengusahaan pipa transmisi, BPH Migas akan melelang ruas transmisi yang dapat dikuti oleh Badan Usaha di bidang gas,” kata Jugi, Selasa (16/2).
Menurut Jugi, untuk menciptakan dan mendorong penggunaan gas bumi untuk industri dan rumah tangga sebelum pipa transmisi dibangun, dalam jangka pendek dapat dibuat Receiving Terminal LNG berbasis ISO Tank. “Ini adalah peluang bisnis yang dapat digarap oleh pengusaha di bawah Kadin” kata Jugi.
BPH Migas mendorong Kadin berinvestasi infrastruktur gas di Kalimantan yang mempunyai lima provinsi sangat potensial untuk dibangun pipa transmisi dan distribusi. “Yang potensial dibangun WJD (Wilayah Jaringan Distribusi) dengan pipa yang lebih kecil dari pipa transmisi adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat,” kata Jugi.
Jugi mengatakan jika dilihat dari demand baik listrik maupun nonlistrik, kebutuhan gas untuk satu WJD antara 4 hingga 10 MMscfd, hitungan bisnis calon pelanggan 3 MMscfd demand secara rutin sudah feaseable, FPP produktif, IRR produktif, karena BEP di bawah 10 tahun.
“Dari LNG dulu. Kalau dapat membuat ranting dulu di Kalimantan, nanti baru ditingkatkan menjadi distribusi, tanki LNG diganti dengan pipa transmisi,” ungkap Jugi.
Selain pengusahaan pipa transmisi, peluang usaha yang bisa diambil Kadin adalah jaringan gas untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. “BPH Migas nanti akan membuat peraturan, kalau yang sudah ada untuk rumah tangga 1 investasinya dari APBN, untuk Rumah Tangga 2 investasi mandiri. Tentu ini peluang bagi Kadin untuk turut menggarap jaringan gas di apartemen, perumahan mewah, pusat perbelanjaan, dan lainnya,” kata Jugi.