REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Hennes & Mauritz AB berencana melanjutkan untuk menerbitkan obligasi. Pengecer pakaian Swedia ini menyewa bank untuk mengatur penawaran obligasi delapan setengah tahun senilai 500 juta euro atau setara 607,1 juta dolar AS.
Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Selasa (16/2) perusahaan berupaya meningkatkan penggunaan bahan daur ulang dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Obligasi terkait keberlanjutan menawarkan akses ke pasar utang etis berbiaya rendah.
Hal ini sejalan untuk menghindari batasan yang ditemukan dalam ‘obligasi hijau tradisional’. H&M akan bergabung dengan emiten termasuk Tesco Plc, LafargeHolcim Ltd. dan Chanel Ltd. yang telah memanfaatkan pasar SLB yang kecil namun berkembang pesat.
"Ini adalah komitmen yang lebih kuat untuk menghubungkan pembiayaan dengan target daripada menghubungkannya dengan penggunaan hasil tertentu dan perusahaan percaya bahwa waktu dan kondisi pasar sangat baik," kata perwakilan H&M seperti dikutip.
“Ada permintaan yang sangat besar untuk obligasi terkait berkelanjutan dan persyaratannya diharapkan sangat menguntungkan,” ucapnya.
H&M berencana mengadakan panggilan investor grup pada jam satu siang, waktu London hari ini. Penawaran ini dikelola oleh BNP Paribas SA, Commerzbank AG, Danske Bank A/S, Skandinaviska Enskilda Banken AB dan Standard Chartered Bank Plc.
Pada 2023 perusahaan berencana semua materialnya akan didaur ulang atau dijadikan sumber dengan cara yang lebih berkelanjutan dibandingkan dengan 57 persen pada 2019. H&M memperingatkan pada akhir Januari bahwa akan sulit mendapatkan untung pada kuartal ini karena penguncian. Pengecer pakaian itu memangkas 16 ribu pekerjaan penuh waktu selama tahun fiskal terakhir karena mendorong pengurangan terbesar yang pernah ada di jaringan tokonya.