Senin 08 Feb 2021 14:52 WIB

Kata Mentan Syahrul Soal Kabar Gagal Panen Food Estate

Mentan Syahrul menyebut panen Food Estate baru akan dilakukan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat mengunjungi lahan pengembangan Food Estate di Blanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Rabu (16/12).Syahrul mengatakan, proses budidaya tanaman padi di kawasan food estate masih terus berlangsung dan baru akan memasuki musim panen raya.
Foto: Kementan
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat mengunjungi lahan pengembangan Food Estate di Blanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Rabu (16/12).Syahrul mengatakan, proses budidaya tanaman padi di kawasan food estate masih terus berlangsung dan baru akan memasuki musim panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, angkat bicara soal adanya isu gagal panen di kawasan food estate atau lumbung pangan baru, Kalimantan Tengah. Syahrul mengatakan, proses budidaya tanaman padi di kawasan food estate masih terus berlangsung dan baru akan memasuki musim panen raya.

"Bagaimana mau gagal panen? Sementara panen baru mau di mulai," kata kata Syahrul dalam Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (8/2).

Ia mengatakan, proses pengolahan lahan food estate seluas 30 ribu hektare hingga saat ini masih berlanjut. Ia tak menampik jika terdapat masalah dari ribuan hektare hamparan sawah yang ada. Kendati demikian, para petani bersama petugas di lapangan telah menyiapkan sejumlah antisipasi.  

"Di mana yang tidak berhasil? Dari 30 ribu hektare, tentu ada saja lah 1, 2, atau 10 hektare yang bersoal karena kita hadapi hama, tikus, hujan," katanya menambahkan,

Syahrul menjelaskan, food estate menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mendorong adanya korporasi yang dikelola langsung oleh petani. Dengan begitu, skala ekonomi usaha petani bisa lebih besar dan memberikan hasil yang juga menguntungkan.

Food estate, kata Syahrul, juga bukan dikhususkan untuk menanam satu komoditas. Namun, diperuntukkan bagi banyak komoditas pangan, termasuk perikanan dan peternakan sehingga petani mendapatkan nilai tambah dari komoditas yang dibudidayakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement