REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Jambi pada 2020, yakni meningkat 0,40 persen meski ekonomi Provinsi Jambi tahun lalu terkontraksi 0,46 persen.
"Pertumbuhan ekonomi meningkat pada lapangan usaha tersebut dipicu oleh meningkatnya produksi tanaman perkebunan seperti sawit dan karet," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS)N Provinsi Jambi Wahyudin di Jambi, Jumat (5/2).
Dan nilai produk domestik regional bruto (PDRB) pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan atas dasar harga berlaku juga meningkat jika dibandingkan dengan 2019.
Pada 2019 harga berlaku pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar Rp 60.510,64 miliar dan pada tahun 2020 sebesar Rp 63.816,98 miliar. Begitu pula dengan atas dasar harga konstan 2010, pada tahun 2019 sebesar Rp 39.160 miliar dan pada 2020 sebesar Rp 39.757,9 miliar.
Dan laju pertumbuhan ekonomi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan tahun 2020 meningkat sebesar 1,53 persen dibandingkan dengan tahun 2019, dengan jumlah produksi yang meningkat sebesar 30,85 persen.
Dijelaskan Wahyudin, curah hujan yang cukup selama tahun 2020 memicu meningkatnya produksi padi, jika di bandingkan dengan triwulan yang sama pada 2019 yang mengalami musim kering.
Sementara itu, ekonomi provinsi Jambi triwulan IV 2020 terkontraksi 0,99 persen jika dibandingkan dengan triwulan IV 2019. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan III2020, ekonomi Provinsi Jambi triwulan IV 2020 tumbuh 1,80 persen.