Selasa 01 Jul 2025 12:07 WIB

Surplus Dagang Indonesia Januari–Mei 2025 Capai 15,38 Miliar Dolar AS

AS, India, dan Filipina jadi mitra dagang penyumbang surplus terbesar.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-Mei 2025 sebesar 15,38 miliar dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-Mei 2025 sebesar 15,38 miliar dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan surplus neraca perdagangan sepanjang Januari-Mei 2025 sebesar 15,38 miliar dolar AS. Angka tersebut meningkat 2,32 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Surplus ini merupakan selisih antara nilai ekspor dan impor pada Januari-Mei 2025. Tercatat, nilai ekspor pada lima bulan pertama tahun ini mencapai 111,98 miliar dolar AS, naik 6,98 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

Baca Juga

Sementara itu, nilai impor pada periode yang sama mencapai 96,60 miliar dolar AS, meningkat 5,45 persen dibandingkan Januari-Mei 2024.

“Hingga Mei 2025, neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar 15,38 miliar dolar AS. Surplus ini ditopang oleh komoditas nonmigas sebesar 23,10 miliar dolar AS, sementara komoditas migas tercatat defisit sebesar 7,72 miliar dolar AS,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar antara lain lemak dan minyak nabati (HS15), bahan bakar mineral (HS27), serta besi dan baja (HS72). “Neraca perdagangan kumulatif menurut negara mitra dagang menunjukkan bahwa tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina,” ujarnya.

Surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat tercatat sebesar 7,08 miliar dolar AS, dengan India sebesar 5,3 miliar dolar AS, dan dengan Filipina sebesar 3,69 miliar dolar AS. “Sedangkan negara penyumbang defisit terbesar adalah China sebesar -8,15 miliar dolar AS, Singapura -2,79 miliar dolar AS, dan Australia -2,11 miliar dolar AS,” terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement