Selasa 01 Jul 2025 11:53 WIB

Surplus Neraca Perdagangan Mei 2025 Tembus 4,30 Miliar Dolar AS

Indonesia cetak rekor 61 bulan surplus berturut-turut sejak 2020.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mencatatkan kinerja surplus neraca perdagangan Indonesia. Pada Mei 2025, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 4,30 miliar dolar AS.

“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 61 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Baca Juga

Angka surplus tersebut merupakan selisih antara capaian nilai ekspor dan nilai impor pada Mei 2025. Tercatat, nilai ekspor mencapai 24,61 miliar dolar AS, sedangkan nilai impor sebesar 20,31 miliar dolar AS.

Pudji menerangkan, surplus pada Mei 2025 lebih banyak ditopang oleh komoditas nonmigas dengan nilai 5,83 miliar dolar AS. Komoditas utama penyumbang surplus adalah minyak hewani atau nabati (HS15), bahan bakar mineral (HS27), serta besi dan baja (HS72).

Sementara itu, neraca perdagangan migas pada Mei 2025 mengalami defisit. Hasil minyak dan minyak mentah menjadi kontributor utama. “Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas pada Mei 2025 tercatat defisit 1,53 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” jelasnya.

Secara kumulatif, neraca perdagangan pada Januari—Mei 2025 mencatatkan surplus sebesar 15,38 miliar dolar AS. Surplus sepanjang periode tersebut ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencatatkan surplus 23,10 miliar dolar AS. Sementara itu, komoditas migas masih mencatatkan defisit sebesar 7,72 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement