REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pertanian kembali mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal IV 2020. Pertanian menjadi satu-satunya sektor lapangan usaha yang sejak awal pandemi tidak mengalami pertumbuhan negatif.
Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan, secara tahunan (year on year/yoy) sektor pertanian tumbuh 2,59 persen pada kuartal IV 2020. Terdapat tren kenaikan sejak kuartal I 2020.
Secara berurut, kuartal I sebesar 0,01 persen, lalu naik menjadi 2,20 persen, kemudian turun tipis menjadi 2,16 persen pada kuartal III. "Selama pandemi Covid-19, sektor pertanian selalu positif," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).
Ia menerangkan, terdapat sejumlah fenomena yang berpengaruh terhadap positifnya sektor pertanian. Subsektor tanaman pangan mengalami pertumbuhan 10,47 persen didorong oleh peningkatan luas panen serta kenaikan produksi padi, jagung, dan ubi kayu. Cuaca turut mendukung kenaikan produksi.
Selanjutnya untuk subsektor hortikultura tumbuh 7,85 persen yang didorong oleh kenaikan permintaan produk buah-buahan dan sayuran pada masa pandemi. Adapun pada tanaman perkebunan juga tumbuh 1,13 persen yang disumbang oleh peningkatan produksi kelapa sawit nasional.
Selanjutnya, perikanan tumbuh 1,06 persen ditopang oleh peningkatan produksi dan permintaan luar negeri. Adapun yang mengalami kontraksi yakni peternakan karena menurunnya permintaan industri pemotongan hewan sebagai dampak pandemi corona.
Selain itu, kehutanan dan penebangan kayu turut mengalami kontraksi karena adanya penurunan realisasi pemenuhan bahan baku industri pengolahan kayu.
Suhariyanto mengatakan, secara porsi, pertumbuhan ekonomi ditinjau dari lapangan usaha masih didominasi oleh lima sektor. Yakni industri, perdagangan, konstruksi, pertambangan, dan pertanian yang berkontribusi sebesar 62,07 persen. Namun, dari lima sektor itu, hanya pertanian yang tetap pada posisi pertumbuhan positif.