Ahad 06 Jul 2025 20:37 WIB

Wamenkeu Ungkap Peran Lembaga Keuangan BRICS untuk Pembangunan Indonesia

Indonesia menyambut baik keberadaan NDB dan melihatnya sebagai mitra potensial.

Wamenkeu Thomas Djiwandono.
Foto: Republika/Prayogi
Wamenkeu Thomas Djiwandono.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menyatakan bahwa New Development Bank (NDB) yang digagas negara-negara BRICS tidak akan berkembang menjadi lembaga dominan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia. Hal itu ia sampaikan menjelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS yang dihadiri Presiden RI Prabowo Subianto di Rio de Janeiro, Brasil, Sabtu (5/7/2025).

"Kami sangat welcome, kami mengajak NDB untuk membantu terutama di infrastruktur, pembiayaan infrastruktur, dan itu menjadi beberapa item yang kita bicarakan dengan baik di BRICS maupun di NDB-nya sendiri," katanya.

Baca Juga

Menurut Thomas, pendekatan tata kelola BRICS yang mengedepankan kesetaraan dan saling menghormati posisi masing-masing negara membuat karakter NDB berbeda dari lembaga-lembaga keuangan global yang selama ini ada. Ia menilai kekhawatiran sejumlah analis bahwa NDB akan mendominasi seperti IMF tidak berdasar.

“Saya tidak melihat seperti itu, karena cara governance BRICS itu sangat berbeda. BRICS selalu respect terhadap posisi masing-masing negara,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa Indonesia menyambut baik keberadaan NDB dan melihatnya sebagai mitra potensial dalam mendukung pembiayaan infrastruktur nasional. Dalam beberapa bulan terakhir, kata Thomas, telah terjalin komunikasi intensif, termasuk pertemuan para pemimpin negara dengan Presiden NDB di Jakarta.

“Kami sangat welcome, kami mengajak NDB untuk membantu terutama dalam pembiayaan infrastruktur. Itu jadi salah satu topik yang kita bicarakan baik di BRICS maupun langsung dengan NDB,” kata Thomas.

Terkait daftar proyek yang berpotensi dibiayai NDB, ia menyebut hal itu berada di ranah Kementerian Investasi, sementara Kementerian Keuangan mendukung dari sisi proses dan koordinasi kebijakan.

“NDB benar-benar melihat potensi investasi di proyek-proyek kita, tidak ada intervensi negara lain. Jadi saya rasa ini murni kerja sama yang saling menguntungkan,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement