REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia menyatakan pihaknya prihatin dengan situasi terkini di Myanmar. Menurut lembaga donor multilateral ini pengambilalihan kekuasaan oleh militer, serta memperingatkan bahwa kejadian itu dapat membuat kemunduran besar dalam transisi dan prospek pembangunan negara itu.
"Kami menaruh perhatian pada keselamatan dan keamanan rakyat Myanmar, termasuk staf dan rekan kami, serta merasa terganggu dengan pemutusan kanal komunikasi, baik di dalam Myanmar sendiri maupun dengan dunia luar," kata Bank Dunia, dalam sebuah pernyataan, Senin (1/2) malam.
Angkatan Darat Myanmar, Senin (1/2) pagi waktu setempat, mengambil alih kekuasaan dan menyerahkannya kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing, serta memberlakukan status darurat selama satu tahun.
Pihak militer juga menahan para tokoh pemerintahan, dan menyebut aksi kudeta ini sebagai respons atas kecurangan pemilu yang digelar tahun lalu.
Bank Dunia mengatakan lembaganya telah menjadi mitra yang berkomitmen dalam mendukung peralihan Myanmar menjadi demokratis selama satu dekade terakhir, juga mendorong upaya negara itu untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan inklusi sosial.