Selasa 26 Jan 2021 14:36 WIB

Bappenas: Ekonomi Sirkular Sumbang Rp 642 Triliun ke PDB

Penerapan ekonomi sirkular dilakukan melalui penciptaan lapangan pekerjaan hijau.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Dr Bambang Brodjonegoro.
Foto:

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto menambahkan selain dampak ekonomi, ekonomi sirkular juga memberi dampak signifikan pada lingkungan. Salah satunya, kata dia, terdapat potensi untuk mengurangi emisi GRK yang bisa membantu Indonesia mencapai target penurunan emisi.

Target itu, imbuh dia, didorong oleh beberapa faktor termasuk produksi limbah yang lebih rendah, penggunaan alternatif yang lebih hemat energi, dan perpanjangan umur sumber daya.

"Berdasarkan analisis kami, ekonomi sirkular bisa membantu Indonesia mencapai penurunan emisi GRK sebesar 126 juta ton CO2 ekuivalen pada 2030," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup Denmark Lea Wermelin mengatakan model ekonomi sirkular membuka peluang bagi para pelaku ekonomi untuk mengurangi konsumsi bahan, produksi limbah, dan emisi sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Dia menjelaskan model tersebut sudah berhasil diterapkan pada beberapa negara, termasuk Denmark.

"Keberlanjutan adalah inti dari filosofi produksi negara Denmark. Kami siap untuk berbagi praktik terbaik tentang penerapan ekonomi sirkular dan berharap Indonesia dapat mengadopsi proses yang sama seiring dengan upaya pembangunan berkelanjutan," katanya.

Senada dengan itu, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura menekankan Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang sangat besar dari penerapan ekonomi sirkular.

"Model ekonomi sirkular memungkinkan kita mengurangi konsumsi bahan, sampah, dan emisi dan pada saat yang sama mempertahankan pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan," imbuhnya.

Dengan demikian, lanjut dia, model ini mampu menjawab tantangan perubahan iklim dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama perempuan yang rentan, warga lansia, anak-anak, dan masyarakat disabilitas, yang sesungguhnya mampu berperan aktif di komunitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement