REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) bertekad mendorong digitalisasi bisnis dan memperkuat ekspor pada 2021. Komitmen itu disepakati dalam rapat anggota tahunan (RAT) ke-20 yang digelar secara virtual pada Senin (14/12).
Ketua Umum Inkowapi Sharmila mengatakan, RAT diikuti lebih dari 200 pengurus Inkowapi se-Indonesia dan mengangkat tema “Strategi Koperasi di Masa Pandemi Covid-19 dan Posisi Koperasi Pasca Pengesahan Undang-UOmnibus Law Cipta Kerja”. Ia menjelaskan, Inkowapi pada 2021 akan mengubah pola bisnis dengan tiga program.
Program pertama bernama Go Digital. Lewat program itu, kata dia, seluruh pelaku UMKM di bawah Inkowapi akan diarahkan untuk menggunakan teknologi agar bisa bersaing.
Program kedua, memperkuat produk ekspor. "Nantinya, setiap satu kabupaten atau kota memiliki produk kuliner unggulan yang bisa diekspor dan sebagai subsitusi aneka produk impor," ujar dia. Adapun program ketiga memperkuat program 20 warung atau UKM kuliner di setiap desa atau kelurahan di seluruh Indonesia.
Menurut Sharmila, Inkowapi sejak didirikan pada 1998 telah banyak melakukan terobosan untuk mengangkat peluang serta potensi para wanita pengusaha di Indonesia melalui koperasi. Dia memerinci, saat ini Inkowapi memiliki 109 koperasi primer dengan jumlah anggota lebih dari satu juta orang se-Indonesia. "Total asetnya mencapai Rp 18,3 miliar, total omzet Rp 30 miliar, dan modal koperasi Rp 8 miliar," katanya.
Dijelaskan Sharmila, tahun 2020 menjadi masa terberat bagi para pelaku UMKM. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menjadi pukulan tersendiri bagi para anggota Inkowapi.
"Menurut survei, 60 persen dari jumlah UKM Indonesia adalah perempuan. Mereka terkena dampak Covid-19, omzetnya turun lebih dari 50 persen," jelas dia.
Untuk mengatasi dampak itu, Inkowapi membuka akses permodalan bagi para pelaku UMKM melalui program bernama Sahara Dermawan, memberikan beragam pelatihan secara daring, dan memberikan dukungan teknologi informasi.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi Inkowapi yang tetap eksis di tengah pandemi Covid-19. Dia menyoroti tiga masalah yang dihadapi UMKM di masa pandemi, yakni permodalan, penjualan, dan terhambatnya produksi. Sehingga, ia berharap Inkowapi bisa menjadi agregator bagi UMKM agar bisa terhubung ke pasar yang lebih luas.
Catatannya, kata Teten, Inkowapi harus bisa mencari solusi agar UMKM yang sudah bergabung ke koperasi, tidak lagi menjalani usahanya sendiri-sendiri. Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, UMKM harus terhubung ke ekosistem digital agar mereka bisa bersaing di pangsa pasar seluas mungkin.
“Ke depan, koperasi akan menjadi mitra pemerintah terkait pembiayaan. Saat ini kami sedang dalam tahap pengajuan anggaran untuk memperkuat koperasi,” katanya.