Selasa 24 Jun 2025 20:32 WIB

Konflik Global Jadi Momentum Kuatkan Diversifikasi Pangan

Pemerintah telah menyiapkan cadangan beras mencapai sekitar 4,15 juta ton.

Koki menyajikan menu makanan bergizi pada edukasi diversifikasi pangan langkah konkret percepatan penurunan stunting dan pengendalian inflasi di Desa Gunungsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024). Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Ciamis memberikan pelatihan mengolah pangan lokal bergizi seimbang dalam memenuhi gizi anak untuk mencegah stunting pada pertumbuhan anak.
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Koki menyajikan menu makanan bergizi pada edukasi diversifikasi pangan langkah konkret percepatan penurunan stunting dan pengendalian inflasi di Desa Gunungsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024). Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Ciamis memberikan pelatihan mengolah pangan lokal bergizi seimbang dalam memenuhi gizi anak untuk mencegah stunting pada pertumbuhan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan konflik global seperti di Timur Tengah menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian dan ketahanan pangan nasional melalui diversifikasi.

"Jangan sampai kita tergantung makan sama negara lain, sehingga program-program untuk ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan, keamanan pangan di Indonesia ini harus dikerjakan," kata Arief seusai meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Citra Sinergi Peduli, di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025).

Baca Juga

Ia menyebut cita-cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tentang swasembada pangan bisa dieksekusi melalui peningkatan produksi pangan lokal dan mengurangi ketergantungan dari negara lain.

Menurutnya, penguatan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan dalam negeri menjadi jawaban utama menghadapi tantangan global, sekaligus membuka peluang besar bagi diversifikasi pangan berbasis sumber lokal.

Arief mencontohkan bahwa pangan pokok seperti roti bisa diolah dari singkong atau kasava, dan sumber protein tidak harus impor, karena Indonesia memiliki ikan lokal berkualitas seperti tongkol, cakalang, dan kembung.

"Kita nggak kalah kok gitu. Ikan pari, oktopus, banyak sekali. Jadi sumber pangan lokal itu waktunya sekarang. Jadi kalau memandang masalah, ini masalah terus kita bahaya, nggak. Jadi ini kesempatan kita. Ini challenge kita, opportunity kita untuk pangan lokal," ujarnya.

Ia mengingatkan diversifikasi pangan telah diatur dalam Perpres Nomor 81 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal, yang mendorong pemanfaatan produksi dalam negeri oleh seluruh komponen bangsa di setiap wilayah.

Arief menambahkan pemerintah telah menyiapkan cadangan beras mencapai sekitar 4,15 juta ton.

Dia juga mengajak agar semua pihak berkolaborasi untuk mendukung program strategis, seperti makan bergizi gratis dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai bagian dari ekosistem pangan nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Makanya apa yang kita perlukan adalah sama-sama hand in hand berkolaborasi. Hilirnya sudah disiapin apa tadi hilirnya? Salah satunya makan bergizi gratis, sudah disiapin semua end to end-nya. Di hulunya nanti ada Kopdes Merah Putih, jadi ayo kita support semua," kata Arief pula.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement