Rabu 05 Aug 2020 15:39 WIB

Percepat PEN, Kemenkop Gelar Pelatihan Terpadu di Lampung

Pemerintah menyiapkan program modal usaha dan kredit murah bagi UMKM.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja mengemas jamur tiram di kampung Koncang, Lebak, Banten, pekan lalu. Pemerintah memiliki dua program untuk membantu pemulihan UMKM.
Foto: ANTARA /Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja mengemas jamur tiram di kampung Koncang, Lebak, Banten, pekan lalu. Pemerintah memiliki dua program untuk membantu pemulihan UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menggelar kegiatan pelatihan terpadu tujuh angkatan di Provinsi Lampung. Hal ini sebagai wujud keseriusan percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Baca Juga

Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Kewirausahaan sekaligus Plt Asdep Peran Serta Masyarakat Kemenkop Nasrun Siagian menyebutkan, ada tiga hal yang menjadi perhatian penting dalam percepatan PEN. Pertama, dampak pandemi Covid-19 yang sangat dirasakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini, salah satunya pertumbuhan ekonomi menurun.

"Sehingga memberikan tekanan kepada UMKM baik dari sisi supply maupun demand," ujar Nasrun dalam keterangan resmi pada Rabu (5/8).

Berdasarkan data yang dihimpun Call Center Kementerian Koperasi dan UKM hingga Juni 2020, ada beberapa masalah yang dialami oleh pelaku UMKM. Antara lain, penjualan UKM menurun sekitar 22 persen, distribusi terhambat sebesar 20 persen, dan terkait permodalan sebesar 19 persen.

Hal kedua yang diperhatikan, kata dia, yaitu upaya mengatasi dampak Covid-19, melalui Program PEN. Pemerintah pun menyiapkan dua program guna membantu UMKM. Program tersebut difokuskan menjaga pertumbuhan ekonomi dan menjaga lapangan kerja di masyarakat. 

Program pertama, bantuan sebesar Rp 2,4 juta per UMKM. "Bantuan ini bukan dalam bentuk pinjaman tetapi digunakan untuk modal memulai berusaha, bantuan ini ditargetkan menyasar 12 juta UMKM," kata Nasrun.

Program kedua, pemerintah akan memberikan kredit usaha berbunga rendah ke UMKM. Pinjaman itu diutamakan bagi yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan memiliki usaha rumah tangga. 

Nasrun melanjutkan, hal ketiga yang menjadi perhatian pemerintah yakni Program Aksi Kemenkop dan UKM. Meliputi program penyaluran dana bergulir melalui LPDB-KUKM mendapat kucuran dana Rp 1 triliun di luar yang sudah dialokasikan sebelumnya sebesar Rp 1,85 triliun, meski realisasi dana tersebut baru 23 persen namun akhir tahun diperkirakan terserap 100 persen.

Adapun penyalurannya dilakukan melalui tiga Fase Program. Pertama Fase Survival dengan Restrukturisasi Pinjaman dan penundaan pembayaran angsuran serta jasa selama enam sampai 12 bulan. 

Kedua Fase Program Pemulihan Ekonomi dengan Pembiayaan khusus disalurkan kepada koperasi, bunganya tiga persen menurun atau sekitar 1,5 persen flat per tahun. Ketiga yakni Fase Penumbuhan Ekonomi yaitu menyiapkan kebijakan demi mempermudah akses pembiayaan bunga ringan kepada KSP dan Koperasi BMT, kemudian melakukan program pendampingan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement