Jumat 15 May 2020 14:05 WIB

Vivo Dominasi Pasar Smartphone Indonesia?

Vivo Dominasi Pasar Smartphone Indonesia?

Rep: Vina Anggita (swa.co.id)/ Red: Vina Anggita (swa.co.id)
Vivo Dominasi Pasar Smartphone Indonesia?
Vivo Dominasi Pasar Smartphone Indonesia?

Vivo Smartphone menduduki posisi 1 di pasar smartphone Indonesia dan posisi 5 untuk smartphone global. Hal ini terungkap dari laporan terbaru International Data Corporation (IDC) bertajuk Quarterly Mobile Phone Tracker Q1/2020.

Risky Febrian, Market Analyst IDC Indonesia, mengatakan, Vivo telah mencatat pencapaian baru dengan menempati posisi pertama brand smartphone di Indonesia, setelah sebelumnya hanya menduduki posisi dua pada Q3 dan Q4 tahun lalu.

“Untuk kuartal pertama di tahun 2020, IDC telah mengeluarkan data terbarunya, dan Vivo berada di urutan satu untuk industri smartphone di Indonesia dengan market share sebesar 27,4%,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip SWA, Jumat (15/05).

Menguatnya pencapaian Vivo di pasar Indonesia juga sejalan dengan pencapaian Vivo di pasar smartphone global. Dalam laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker Q1/2020 oleh IDC menunjukkan, Vivo mengalami pertumbuhan market share secara global dengan year-on-year growth sebesar 7%. Melalui pencapaian ini, Vivo pun kembali ke posisi 5 besar merk smartphone global dan berhasil mencatat pengapalan 24,8 juta unit smartphone sepanjang kuartal pertama 2020.

Edy Kusuma, Senior Brand Director Vivo Indonesia menyatakan, “Pencapaian ini didapatkan juga tidak lepas dari dukungan masyarakat dan konsumen loyal Vivo Indonesia. Bagi kami, ini merupakan sebuah indikator kepercayaan konsumen terhadap kami dari segala pihak seperti produk dan layanan yang kami tawarkan," katanya.

Periode awal tahun ini merupakan masa yang berat bagi industri smartphone. Pandemi Covid-19 membuat pasar smartphone di seluruh dunia menderita penurunan terbesarnya. IDC mencatat pengiriman smartphone di seluruh dunia pada Q1/2020 menurun 11,7% yoy dengan total 275,8 pengapalan.

Meskipun kuartal pertama biasanya mengalami penurunan pengiriman, IDC menyebut, penurunan kuartal tahun ini menjadi terbesar yang pernah terjadi. Selama tiga tahun terakhir rata-rata penurunan berada di antara 15-20% yoy, kini mencapai 20,3% dengan penurunan regional terbesar adalah China.

"Hampir seperempat pengiriman di seluruh dunia datang dari China. Ketergantungan global pada China untuk rantai pasokan smartphone ini menyebabkan masalah besar bagi pasar secara keseluruhan," ujar Nabila Popal, Research Director with IDC's Worldwide Mobile Device Trackers.

Wilayah lain yang berkontribusi terhadap penurunan drastis di seluruh dunia adalah Amerika Serikat dan Eropa Barat, yang masing-masing turun 16,1% dan 18,3%.

"Konsumen semakin berhati-hati tentang pengeluaran mereka di saat-saat yang tidak pasti dan sulit ini, smartphone bukan sesuatu yang diprioritaskan. Penurunan permintaan ini juga dikombinasikan dengan adanya kebijakan lockdown dan penutupan toko-toko ritel di seluruh dunia sehingga sangat memengaruhi semua pasar perangkat konsumen, termasuk ponsel. Karena ketidakpastian ini, vendor pun mempertimbangkan kembali prospek mereka untuk tahun 2020," ujar Nabila.

Oleh karena itu, Vivo juga berusaha melakukan adaptasi cara penjualan yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. Vivo memperkuat jalur distribusi pemasaran serta memastikan produk tersedia di pasar.

Menyesuaikan kondisi saat ini, kami memiliki program Layanan Antar Ke Rumah, promosi penjualan yang menarik, tidak lupa juga implementasi kerjasama dengan beberapa partner terpercaya seperti perusahaan penyedia layanan komunikasi. Kami memiliki rencana jangka panjang dan ingin terus mem yang terbaik dari kualitas pelayanan maupun produk,” tutur Edy.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement