Jumat 10 Jan 2020 09:20 WIB

IHSG Menguat Didorong Kesepakatan AS-China

Pagi Ini IHSG dibuka menguat ke level 6.287,16

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan Jumat (10/1). Indeks saham menguat ke level 6.287,16 dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 6.274,49.

Pada perdagangan hari ini, analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, melihat IHSG memiliki peluang untuk bergerak menguat. "IHSG akan diperdagangkan pada level 6.230 – 6.297," ujar Nico, Jumat (10/1).

Baca Juga

Menurut Nico, penguatan tersebut disebabkan adanya katalis positif dari kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan China. Waktu penandatanganan kesepakatan yang semakin dekat akan memberikan potensial upside bagi IHSG, ditambah tensi geopolitik mulai mereda.

Pelaku pasar telah menanti kelanjutan kesepakatan ini. Nico melihat bahwa hal ini akan menjadi sebuah kesempatan yang positif. Apalagi setelah kesepakatan tersebut, kesepakatan tahap kedua segera dimulai.

"Tentu hal ini akan menjadi booster, disatu satu sisi Trump mengejar kesepakatan tahap ke 2 sebagai modal Trump untuk melakukan kampanye untuk menghadapi Pemilu tahun ini," kata Nico.

Sebelumnya, China telah mengumumkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melakukan perjalanan menuju Washington untuk menandatangani kesepakatan tahap pertama dari perjanjian perdagangan dengan AS.

Liu yang akan bertindak sebagai utusan dari Presiden China Xi Jinping akan melakukan kunjungan dari tanggal 13 – 15 January 2020. Setelah kesepakatan ditandatangani, Trump akan melakukan kunjungan ke China untuk memulai negosiasi tahap ke 2.

Sejauh ini kesepakatan yang telah dihasilkan adalah Trump setuju untuk menunda rencana tarif baru impor terhadap China dan mengurangi beberapa tarif yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu China setuju

untuk meningkatkan pembelian dari sisi pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement