Senin 14 Jul 2025 10:48 WIB

UE dan Indonesia Sepakati Tiga Fokus Kemitraan Strategis

Kesepakatan ini diharapkan membuka pasar baru dan memperluas peluang di sektor utama.

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan kemitraan antara Uni Eropa dan Indonesia kini difokuskan pada tiga bidang utama. Ketiga bidang itu adalah perdagangan, geopolitik dan keamanan, serta hubungan antar masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Ursula dalam konferensi pers bersama Presiden RI Prabowo Subianto di Brussel, Belgia, Ahad malam (13/7). “Kita hidup di masa yang penuh gejolak. Dan ketika ketidakpastian ekonomi bertemu dengan ketidakstabilan geopolitik, mitra seperti kita harus semakin mempererat hubungan. Hari ini, kita mengambil langkah besar dalam kemitraan ini. Kita melakukannya dalam tiga bidang utama,” kata Ursula.

Baca Juga

Di bidang perdagangan, kedua pihak menyepakati pencapaian kesepakatan politik atas Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) setelah melalui negosiasi selama sepuluh tahun. Ursula menyebut perjanjian ini membuka peluang besar bagi masyarakat kedua pihak.

Ia menekankan posisi strategis Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar dunia dengan PDB mencapai 1,2 triliun euro dan pemasok utama barang penting bagi transisi digital dan hijau. Indonesia juga disebut sebagai pasar besar dengan 287 juta penduduk dan ekonomi terbesar di ASEAN.

Namun, saat ini Indonesia baru menjadi mitra dagang kelima Uni Eropa di Asia Tenggara dan penerima investasi asing langsung kelima terbesar dari blok tersebut.

“Masih banyak potensi dalam hubungan dagang kita, dan karena itu, perjanjian ini datang pada saat yang tepat,” ujar Ursula.

Kesepakatan CEPA diharapkan membuka pasar baru dan memperluas peluang di sektor-sektor utama seperti bisnis, pertanian, otomotif, dan jasa. Selain itu, kerja sama ini turut memperkuat rantai pasok bahan mentah penting yang dibutuhkan untuk transisi digital dan energi bersih.

“Kita tidak hanya menginginkan pasokan yang aman, tetapi juga yang bertanggung jawab, menghormati lingkungan, masyarakat lokal, dan berfokus pada penciptaan lapangan kerja berkualitas serta nilai tambah lokal,” tambahnya.

Ursula juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo. “Bapak Presiden, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan Anda. Bersama-sama, kita mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya kemitraan jangka panjang yang dapat diprediksi, dibangun di atas kepercayaan, timbal balik, transparansi, dan nilai-nilai bersama.”

Fokus kedua kemitraan adalah geopolitik dan keamanan. Uni Eropa dan Indonesia disebut memiliki komitmen bersama terhadap perdamaian, stabilitas, serta tatanan internasional berbasis aturan.

Pembahasan untuk meningkatkan hubungan menjadi strategic partnership juga telah dimulai, yang disebut Ursula sebagai bentuk komitmen jangka panjang dan pelengkap kerja sama UE–ASEAN. “Diskusi telah dimulai, dan saya sungguh berharap kita bisa mencapai tonggak penting ini bersama-sama,” ujarnya.

Sementara itu, bidang ketiga dalam kemitraan difokuskan pada hubungan antar masyarakat. Komisi Eropa telah mengadopsi kebijakan visa cascade bagi warga negara Indonesia. Kebijakan ini memungkinkan WNI yang melakukan kunjungan kedua ke Eropa memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Schengen multi-masuk.

Kebijakan tersebut dinilai penting dalam mendukung konektivitas, investasi, studi, dan hubungan antar masyarakat.

“Singkatnya, kita sedang membangun jembatan antara masyarakat kita. Bapak Presiden, terima kasih sekali lagi atas kunjungan Anda,” ujar Ursula.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan arah strategis kemitraan ini. “Di masa sulit, beberapa pihak memilih untuk menutup diri dan terpecah belah. Eropa dan Indonesia memilih jalan yang berbeda, jalan keterbukaan, kemitraan, dan peluang bersama. Saya menantikan untuk segera menyelesaikan perjanjian perdagangan bebas ini. Anda selalu disambut di sini, dan Anda bisa mengandalkan Eropa.”

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement