Selasa 03 Dec 2019 05:05 WIB

Orang Indonesia Ternyata Paling Doyan Belanja Se-ASEAN, Ini Buktinya

Hasil riset Bank DBS menunjukkan bahwa pengeluaran orang Indonesia terbesar di Asia Tenggara atau ASEAN. Ini buktinya kalau ternyata orang RI paling doyan belanja.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
.
.

Lihat restoran di mal masih ramai pembeli. Rela antre untuk membeli makanan dan minuman. Bergeser ke department store, ada saja konsumennya. Konsumsi masyarakat Indonesia tampak adem ayem di tengah perlambatan ekonomi saat ini.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,02% di kuartal III-2019. Turun atau lebih rendah dibanding kuartal II dan kuartal I sebelumnya yang masing-masing 5,05% dan 5,07%.

Baca Juga

Saat ekonomi nasional lesu terpengaruh resesi global, konsumsi masyarakat tetap stabil di level 5,01% sepanjang Juli-September ini. Sedangkan konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tanngga (LNPRT) sebesar 7,44%, dan konsumsi pemerintah sebesar 7,44%.

Orang Indonesia royal ya kalau dalam urusan belanja. Fakta ini dibuktikan DBS dalam risetnya “Indonesia’s Consumer Market,” baru-baru ini. Penasaran sama hasil riset pengeluaran atau konsumsi penduduk Indonesia? Berikut ulasannya.

Baca Juga:  Belanja Online" href="https://www.cermati.com/artikel/25-situs-populer-untuk-anda-yang-gemar-belanja-online" target="_blank" rel="noopener">25 Situs Populer untuk Anda yang Gemar Belanja Online

 

Total Belanja Orang RI Capai Rp 8.400 Triliun

 

Uang Belanja

Total belanja orang Indonesia mencapai Rp8.400 triliun

Dengan jumlah penduduk 264 juta jiwa yang tersebar di 34 provinsi dan lebih dari 18 ribu pulau, peringkat konsumsi rumah tangga Indonesia mengungguli negara tetangga di kawasan ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.

  • Total belanja orang Indonesia mencapai USD 600 miliar. Jika dihitung dalam rupiah 14.000 per USD, maka jumlahnya sekitar Rp 8.400 triliun di periode 2018.
  • DBS memprediksi, pengeluaran tersebut akan melonjak dua kali lipat menjadi USD 1,2 triliun atau sekitar Rp 16.800 triliun pada 2030.

Asal tahu saja, PDB per kapita atau pendapatan per orang Indonesia tercatat sebesar USD 4.326 atau sekitar Rp 60,5 juta per tahun. Sementara rata-rata pengeluaran yang dihabiskan masyarakat sebesar USD 2.411 atau sekitar Rp33,7 juta setiap tahun.

Pada 10 tahun mendatang, pengeluaran pribadi orang Indonesia diperkirakan menyentuh USD 4 ribu atau sekitar Rp 56 juta per tahun.

Kalau disimulasikan total belanja orang Indonesia selama setahun:

  • Rp33,7 juta x 264 juta jiwa = Rp 8.896 triliun
  • Rp56 juta x 264 juta jiwa = Rp 14.784 triliun (Jumlah ini pasti akan lebih besar seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia).

Gedean Mana, Pengeluaran Orang Kota atau Orang Desa?

Belanja

Pengeluaran orang kita dan orang desa

Hasil riset DBS juga mencatat, ada perbedaan pola belanja antara masyarakat pedesaan dan perkotaan.

  • Pengeluaran orang desa lebih rendah dari orang kota
  • Jika orang di desa menghabiskan uang sebesar USD 1 atau sekitar Rp 14.000 per hari, maka belanja orang kota lebih besar, yakni USD 1,60 atau sekitar Rp 22.400
  • Tahun 2010, rata-rata pengeluaran bulanan masyarakat perkotaan sebesar Rp627 ribu atau setara 1,69 kali belanjanya masyarakat di pedesaan
  • Orang kota lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli barang bukan pangan (54% dari total pengeluaran). Sedangkan 56,3% dari total pengeluaran orang desa dibelanjakan untuk konsumsi pangan.

Baca Juga: Sedih, Hasil Survei: 95 Juta Netizen RI Belum Pernah Belanja Online

Produk yang Paling Banyak Dibeli Orang Indonesia

Belanja

Produk yang paling banyak dibeli orang Indonesia

Orang Indonesia, menurut hasil riset DBS, lebih banyak menghabiskan uang untuk belanja produk bukan makanan (50,5% dari total pengeluaran) dibanding belanja makanan (49,5%) sepanjang 2018.

Berikut produk yang masuk dalam keranjang pengeluaran masyarakat Indonesia selama tahun lalu:

  • Perumahan dan perabot rumah tangga 25,3% terhadap total pengeluaran
  • Makanan dan minuman olahan 16,8%
  • Barang dan jasa 12,4%
  • Sereal 6%
  • Rokok dan tembakau 5,8%
  • Barang tahan lama 5,1%
  • Ikan 3,9%
  • Sayur-sayuran 3,5%
  • Telur dan susu 2,9%
  • Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 2,9%
  • Pajak dan asuransi 2,8%
  • Buah-buahan 2,5%
  • Daging 2%
  • Kebutuhan untuk acara pesta dan upacara 1,9%
  • Produk minuman 1,5%
  • Minyak dan kelapa 1,2%
  • Polong-polongan 1%
  • Rempah-rempah 1%
  • Produk makanan lain 0,9%
  • Umbi-umbian 0,5%.

Ke depan, kenaikan pendapatan, faktor urbanisasi, perubahan gaya hidup, dan perkembangan teknologi akan mendorong pergeseran konsumsi masyarakat. DBS memproyeksikan, tren belanja makanan dan minuman jadi, olahan, atau kemasan masih tetap tinggi karena akan lebih banyak orang makan di luar.

Pengeluaran untuk membeli daging, sayur, dan buah pun diperkirakan tetap tumbuh seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

Untuk non-makanan, permintaan perumahan dan perabot rumah tangga, serta barang dan jasa bakal terus terkerek naik lebih tinggi. Orang Indonesia diperkirakan DBS akan menghabiskan uang:

  • Sekitar USD 304 miliar atau sekitar Rp 4.256 triliun untuk belanja rumah dan perabot rumah tangga pada tahun 2030
  • Makanan dan minuman jadi sebesar USD 218 miliar atau sekitar Rp 3.052 triliun
  • Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa sebesar USD 170 miliar atau sekitar Rp2.380 triliun.

Pengeluaran untuk makanan (tidak termasuk makanan jadi) sebesar USD 248 miliar atau sekitar Rp 3.472 triliun

Gunakan Uang dengan Bijak

Setiap tahun biasanya terjadi kenaikan gaji. Bahkan cita-citanya gaji orang Indonesia akan mencapai Rp27 juta per bulan pada 2045. Tapi kalau dipikir-pikir, peningkatan gaji saban tahun pasti diiringi kenaikan harga jual barang dan jasa. Harganya jadi lebih mahal, kenaikan gaji sama saja bohong. 

Jadi, kalau menerima gaji setiap bulan, kelola dengan baik dan tepat. Pakai uang secara bijak untuk berbelanja kebutuhan pokok dan barang-barang penting. Sisihkan uang untuk investasi, tabungan, dana pensiun demi masa depan keuangan yang cemerlang.

Baca Juga: Penasaran Belanja Sembako Online Murah? Yuk Berburu di 6 e-Commerce Ini

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement