Kamis 12 Sep 2019 07:43 WIB

Petani di Bandung Antusias Melakukan Gerakan Tanam Padi

Gerakan tanam difokuskan untuk mengejar target di bulan September.

Kementan berupaya melakukan mitigasi menghadapi kemarau dengan gerakan upaya tanam.
Foto: Kementan
Kementan berupaya melakukan mitigasi menghadapi kemarau dengan gerakan upaya tanam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan langkah mitigasi menghadapi musim kemarau dengan upaya gerakan tanam di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Bandung, Jawa Barat. Gerakan tanam difokuskan untuk mengejar target di bulan September ini sehingga petani sangat antusias melakukan gerakan tanam padi.

"Kemarau bukanlah suatu halangan tetapi malah menjadi kesempatan untuk memanfaatkan lahan yang kering. Bagaimana mensiasati hal tersebut, sudah dipersiapkan secara matang. Seperti halnya penyedian benih tahan kering maupun penyediaan sarana untuk pengairan," demikian dikatakan Kepala Bagian Perencaan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Ugi Sugiharto selaku Penanggungjawab Program Upaya Khusus (Upsus) Bandung, Kamis (12/9) seperti dalam siaran persnya.

Ugi menegaskan pertanaman bulan September akan menjadi penentu perhitungan produksi di tahun 2019 ini. Selain itu, untuk mengamankan stok di bulan Desember yang biasanya secara siklus tahunan jumlahnya berkurang.

“Kita ingin tidak ada lagi yang akan beralasan produksi berkurang karena musim paceklik,” tegasnya.

Ia menyontohkan petani di Desa Wargamekar, Kecamatan Balendah, Kabupaten Bandung pada hari Rabu kemarin (11/9) dengan semangat melakukan Gerakan Percepatan Olah Tanah Tanam (GPOT). Ini adalah terobosan Kementan untuk mendorong petani tetap tanam dengan memanfaatkan sumber air yang ada.

"Kami bantu benihnya, kalau perlu pompa ataupun sumur pantek silahkan hubungi Ditjen Tanaman Pangan. Silahkan juga cari sumber air terdekat untuk bisa dilakukan pompanisasi ataupun pipanisasi,” tuturnya.

Operasional gerakan tanam bersama petani yang dikoordinir Kementan ini melibatkan juga dinas pertanian Kabupaten Bandung, petugas penyuluh pertanian, petugas pengamat OPT, mantra tani dan babinsa. Pada gerakan tanam tersebut diberikan bantuan benih gratis bantuan varietas ciherang seluas 120 hektare, pompa enam inch dua unit, dan sumur pantek 10 unit.

Tisna Umaran selaku Kepala Dinas Pertanian Bandung menyambut positif upaya yang dilakukan Kementan selama ini. “Yang pasti, selanjutnya kami akan terus mendukung dengan melakukan pengawalan baik oleh PPL, POPT maupun mantritani,” ujar Tisna.

Luas pertanaman padi selama bulan Oktober 2018- Juli 2019 di Kabupaten Bandung seluas 92.869 hektare. Meskipun musim kemarau, dengan mengoptimalkan sumber air sungai terdekat, petani bertekad menyelesaikan pertanaman 120 hektare dalam waktu 10 Hari.

“Kami ingin GPOT jadi solusi cepat penanganan kekeringan dan pengamanan produksi di musim kemarau,” pungkas Tisna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement