Senin 14 Jul 2025 17:09 WIB

Negosiasi Tarif Impor Indonesia-AS Diputuskan Agustus 2025

Indonesia menjalin komunikasi intensif dengan AS.

Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menyatakan keputusan final terkait negosiasi tarif impor antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) diperkirakan keluar pada Agustus 2025. Hal ini menyusul penundaan kebijakan tarif resiprokal sebesar 32 persen dari pemerintah AS.

“Mohon ditunggu dalam waktu satu bulan ke depan, kita akan melihat bagaimana (hasil keputusannya) atau pun apakah akan ada perubahan,” kata Wamendag Roro dalam rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Baca Juga

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor 32 persen terhadap sejumlah produk asal Indonesia mulai 1 Agustus 2025. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan kebijakan itu ditunda sementara.

Menanggapi hal itu, Roro menegaskan bahwa Indonesia masih terus menjalin komunikasi intensif untuk melanjutkan proses negosiasi.

“Memang terkait mengenai tarif, kemarin Pak Menko Perekonomian sudah ke Amerika Serikat untuk melakukan tindak lanjut terhadap surat yang telah dikirimkan oleh Presiden Trump, dan kembali lagi, kita mengedepankan negosiasi dan komunikasi,” ujarnya.

“Tapi yang jelas, kami akan berupaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan Amerika Serikat,” tambahnya.

Roro menekankan bahwa momentum ini penting bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor, di antaranya melalui penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang telah dinegosiasikan selama satu dekade.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita memperluas pasar luar negeri. Jadi hari ini pun menjadi momen yang sangat baik karena Pak Presiden Prabowo Subianto di Brussel (Belgia) bertemu dan menyampaikan mengenai Indonesia-EU-CEPA yang menjadi pasar baru kita untuk kita optimalkan ke depannya,” ujar Roro.

“Ini juga menjadi kabar baik, kita akan selalu menggenjot pasar luar negeri kita ke depannya,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement