REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Palestina, Rezq Basheer-Salimia, mengunjungi Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) di Jakarta, Senin (7/7/2025). Ia bertemu dengan Mentan RI, Andi Amran Sulaiman, untuk menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di sektor pertanian antara kedua negara.
Dalam pernyataannya, Mentan Palestina menyampaikan terima kasih atas undangan tersebut. Ia merasa mendapat penghormatan yang tulus dan mengaku antusias untuk menjelajahi Indonesia serta berinteraksi langsung dengan masyarakat.
“Terima kasih kepada bangsa ini dan pemerintahnya atas sikap yang konsisten, tegas, dan tak tergoyahkan dalam mendukung rakyat Palestina di semua bidang, khususnya dalam mendukung hak rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka sesuai hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Rezq, di Jakarta, Senin (7/7/2025).
Ia menilai momen ini mempererat ikatan persahabatan kedua negara, khususnya di sektor pertanian yang dinilainya memiliki potensi besar untuk pertumbuhan bersama. Ia menjelaskan bahwa MoU kerja sama pertanian tersebut mencakup banyak pilar.
MoU itu mencakup pelatihan, pertukaran ilmu, promosi perdagangan dan investasi, serta fasilitasi akses pasar produk pertanian kedua negara. Selain itu, juga mencakup bantuan pangan dari Indonesia untuk rakyat Palestina, khususnya di Gaza.
“Tentu saja, bentuk kerja sama lainnya antara kedua negara sangat kami hargai. Sebuah komite teknis pertanian bersama akan segera dibentuk untuk merealisasikan nota kesepahaman ini, mencakup badan pemerintah maupun sektor swasta,” ujar Rezq Basheer-Salimia.
Ia menegaskan, pihaknya menantikan implementasi kesepakatan tersebut. Kesepakatan ini hadir di tengah kondisi sektor pertanian Palestina yang sedang terdampak konflik dengan Israel, baik di Gaza, Tepi Barat, maupun Yerusalem.
Meski dihadapkan pada tantangan besar, Kementerian Pertanian Palestina tetap teguh menjalankan misinya. “Kami terus mendukung para petani kami agar mereka mampu mempertahankan produksi dan menjaga lahan mereka,” tutur Menteri Rezq.
Ia menambahkan, semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa dukungan dari dunia internasional, terutama dari negara-negara dan organisasi masyarakat sipil yang mencerminkan rasa tanggung jawab dan kemanusiaan sejati.
“Pertanian di Palestina adalah pilar penting bagi kehidupan, ketahanan ekonomi, dan stabilitas. Terima kasih atas dedikasi dan dukungan yang terus diberikan,” katanya.