Rabu 28 Aug 2019 13:19 WIB

Swasta Bersiap Kembangkan Properti di Ibu Kota Baru

Prospek ibu kota baru akan mendorong kebutuhan properti di Kaltim bertumbuh

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Pemindahan ibu kota
Foto: twitter @jokowi
Pemindahan ibu kota

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengembang properti bersiap lakukan ancang-ancang pengembangan properti di lokasi ibu kota baru. Perpindahan ibu kota ke wilayah Kalimantan Timur tersebut dinilai pengembang sebagai hal yang positif.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk Adrianto Pitoyo Adhi menyampaikan, secara umum prospek ibu kota baru di Kalimantan Timur akan memicu peningkatan pola aktivitas manusia sehingga ke depannya tren kebutuhan properti pun bertumbuh. Untuk itu pihaknya mengaku tengah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi perkembangan tersebut.

Baca Juga

“Pengumumannya kan baru-baru ini, makanya kita akan segera persiapkan diri,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (28/8).

Dia melanjutkan, persiapan juga bakal menghitung seberapa besar tingkat hunian dan kebutuhan properti dari segala kalangan usia, termasuk milenial. Dia menilai, di kawasan ibu kota baru pengembangan properti dapat menghitung kebutuhan berbagai kelas, baik itu gedung perkantoran, hotel, perumahan, serta fasilitas komersil lainnya.

Pemerintah telah memutuskan perpindahan ibu kota ditetapkan di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Lahan yang disiapkan tersedia 180 ribu hektare yang mana 90 persennya dikuasai pemerintah. Untuk tahap awal pemerintah bakal membangun kawasan ibu kota di lahan seluas 3.000 hektare.

Sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi ibu kota baru, salah satu pengembang, PT Agung Podomoro Land (APL) Tbk mempromosikan properti mereka di salah satu media massa. PT APL memasang iklan properti proyek Borneo Bay City dan menawarkan hunian seharga Rp 700 juta dengan disertai kalimat ‘Investasi Terbaik di Ibu Kota Negara Baru di Kalimantan Timur’.

Meski begitu pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membantah memberikan bocoran informasi kepada pengembang yang dimaksud. Menurut pemerintah, yang bersangkutan memasang iklan tersebut atas inisiatif sendiri.

Terkait hal itu, Adrianto mengaku PT Summarecon Agung tak mendapatkan bocoran apapun. Dia mengetahui lokasi ibu kota baru hanya dari pengumuman resmi Presiden Joko Widodo dari berbagai media massa. Kendati begitu dia menegaskan, PT Summarecon Agung siap mendukung kebijakan tersebut dan segera melakukan persiapan yang matang ke depannya.

Terkait dengan jumlah investasi pengembangan yang akan dilakukan, Adrianto belum dapat menjabarkan lebih jauh. “Belum ada kita bahas itu, tapi kita memang harus siapkan dengan cermat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement