REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank BJB dan Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) sepakat bermitra dalam memasarkan produk perbankan. Kesepakatan kedua belah pihak itu ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu (31/7).
Penandatanganan MoU dihadiri langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi. Melalui kerja sama itu, sejumlah produk Bank BJB yang akan dipasarkan di antaranya penyediaan sarana funding, lending dan transaksi meliputi pemasangan ATM, pemasangan electronic data capture (EDC), penggunaan layanan informasi keuangan perbankan, payroll service, serta sistem pembayaran dan penerimaan yang terintegrasi seperti host to host (H2H).
‘’Perum BULOG merupakan prospecting customer bagi bank bjb baik dalam pengelolaan Dana Pihak Ketiga, Kredit dan jasa perbankan lainnya,’’ ujar Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (2/8). Kerja sama tersebut, kata dia, merupakan bentuk penguatan sinergi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Antarpihak, papar Yuddy, saling mendukung kegiatan dalam rangka memajukan negeri. Bagi Perum Bulog, menurut dia, para pegawainya bisa menikmati fasilitas layanan perbankan yang disediakan Bank BJB. Dia memaparkan, pegawai Bulog akan dimudahkan keperluan keuangan dan transaksinya dengan layanan prima.
Sementara untuk Bank BJB, imbuh dia, kerja sama tersebut tentu akan mendatangkan potensi penerimaan Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan MoU, sebut dia, Bank BJB resmi berstatus sebagai salah satu bank operasional Perum Bulog, sekaligus menjadi mitra dalam hal penempatan dana di Bank BJB.
Saat ini, kata Yuddy, Koperasi Pegawai Logistik (Kopel) Divisi Regional Jawa Barat telah menjadi nasabah Bank BJB. Selain pengelolaan DPK, potensi lain yang dapat dikejar dari kerja sama tersebut, yakni pemberian fasilitas kredit berupa Kredit Korporasi dan Komersial serta Kredit Konsumer.
Dalam konteks Kredit Korporasi dan Komersial, sambung Yuddy, terdapat penawaran indikatif Perum Bulog sebesar kurang lebih Rp 1,5 triliun dengan skim Kredit Jangka Pendek (KJP). Sementara untuk Kredit Konsumer, fasilitas yang bisa dipasarkan adalah produk Kredit Guna Bhakti (KGB) dengan potensi 4.000 orang karyawan Perum Bulog.
Melalui kerja sama itu, ungkap Yuddy, bisa digali juga potensi kerja sama pembiayaan penyaluran Kredit UMKM bagai para mitra Rumah Pangan Kita (RPK) yang jumlahnya sekitar 53 ribu outlet di seluruh Indonesia. RPK adalah outlet penjualan pangan pokok milik masyarakat yang dibina oleh Perum Bulog. RPK menyediakan produk yang murah dan sehat untuk mewujudkan akses pangan pokok kepada masyarakat.
Dalam operasionalnya modal awal yang diperlukan mitra RPK untuk membeli barang dari Perum Bulog minimal Rp 5 juta. Jumlah tersebut dinilai pas dengan skim Kredit UMKM yang dimiliki oleh Bank BJB.
Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi secara simbolis memberikan bantuan kepada para Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di lingkungan Perum Bulog berupa asuransi perlindungan BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu (31/7).
Pada rangkaian acara penandatanganan MoU tersebut, Bank BJB secara simbolis memberikan bantuan kepada para Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) berupa asuransi perlindungan BPJS Ketenagakerjaan bagi 1.000 orang. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan ketenangan bagi para pekerja dalam menjalankan kegiatan pekerjaannya.