Selasa 23 Jul 2019 20:18 WIB

Manfaatkan Teknologi 4.0, Kementan Motivasi Milenial Bertani

Sektor pertanian dari hulu ke hilir mempunyai banyak peluang yang menguntungkan.

Red: EH Ismail
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berfoto bersama seorang petani muda dari Tasikmalaya Jawa Barat
Foto: Humas Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berfoto bersama seorang petani muda dari Tasikmalaya Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penilaian OpenGov Asia ke Kementerian Pertanian (Kementan) yang dianggap inisiatif dan inovatif memanfaatkan teknologi agriculture 4.0 akan memiliki dampak positif untuk generasi muda ke depannya.

"Tentu saja ke depannya bakal mendorong minat generasi muda ingin serius menekuni sektor pertanian. Sebab sudah canggih mekanisasinya," ujar pengamat pertanian UGM, Jamhari, Selasa (23/7).

Jamhari menuturkan, skema pengelolaan pertanian yang modern merupakan kunci mutlak menarik geliat generasi muda ke sektor agraris. Upaya itu dianggap cukup serius dikerjakan oleh Kementan dengan beradaptasi sesuai kemajuan teknologi untuk memodernisasi pertanian.

"Jika pengelolaan pertanian sudah modern, para generasi muda juga akan dapat menyadari bahwa banyak peluang keutungan dari sektor agro," kata Jamhari.

Selama ini generasi muda masih menganggap bahwa sektor pertanian seolah pekerjaan "kuno". Sebab masih dilihat minimnya pemanfaatan teknologi. Padahal justru sebaliknya, sektor pertanian dari hulu ke hilir mempunyai banyak peluang yang menguntungkan. Apalagi, kebutuhan pangan dunia masih terus meningkat.

Jamhari berharap, Kementan terus meningkatkan kualitas pemanfaatan teknologi agriculture 4 0 untuk ke depannya. Dengan begitu, ikut juga mendorong terbukanya lapangan usaha baru.

Sebelumnya, Group Managing Director dan Editor in Chief OpenGov Asia, Mohit Sagar, menilai bila Kementan konsisten dan luar biasa dalam upaya menerapkan inovasi teknologi guna pembangunan pertanian.

Penerapan teknologi 4.0 oleh Kementan dikategorikan telah mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement