Selasa 22 Jul 2025 15:11 WIB

Satgas Hilirisasi Serahkan Dokumen 18 Proyek ke Danantara, Nilai Investasi Capai Rp618 Triliun

Investasi ini akan membuka ratusan ribu lapangan kerja.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Satria K Yudha
Pekerja berjalan di lokasi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Kamis (6/2/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Pekerja berjalan di lokasi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Kamis (6/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyerahkan 18 dokumen pra-studi kelayakan (pra-FS) proyek hilirisasi kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia). Penyerahan ini menjadi langkah awal konkret dalam mempercepat agenda hilirisasi nasional.

Ketua Satgas yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyerahkan langsung dokumen tersebut kepada CEO Danantara, Rosan Roeslani, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/7/2025). Nilai investasi total dari 18 proyek itu mencapai 38,63 miliar dolar AS atau setara Rp618,13 triliun.

Baca Juga

“Dari 18 proyek tersebut, 8 proyek hilirisasi di sektor mineral dan batubara, 2 proyek tentang transisi energi, 2 proyek ketahanan energi, 3 proyek hilirisasi pertanian serta 3 proyek hilirisasi kelautan dan perikanan. Ini di luar ekosistem baterai mobil khusus yang kita akan bangun,” ujar Bahlil.

Ia menyebut investasi ini akan membuka ratusan ribu lapangan kerja dan mendorong pemerataan ekonomi. Satgas, menurutnya, siap berkoordinasi lebih lanjut dengan Danantara dalam pembahasan skema pembiayaan, model bisnis, penetapan lokasi proyek, hingga penyelesaian persoalan lahan dan mitigasi sosial-lingkungan.

CEO Danantara, Rosan Roeslani, menilai sektor hilirisasi menyumbang porsi signifikan dalam investasi nasional.

“Kurang lebih dari investasi yang masuk di kloter kedua, atau dalam satu semester, kontribusinya dari Rp950 triliun lebih itu mencapai 30 persen, itu berdasarkan dari hilirisasi,” kata Rosan.

Ia menambahkan, dalam empat bulan sejak peluncuran, Danantara telah memperoleh komitmen pendanaan sebesar 7 miliar dolar AS melalui kerja sama dengan beberapa sovereign wealth fund (SWF) global.

“Dari 7 miliar dolar AS itu dengan Qatar 4 miliar dolar AS, kemudian dengan CIC (China Investment Corporation) USD2 miliar dan juga kemudian dengan RDIF (Russian Direct Investment Fund). Dan kita sedang ada pembicaraan dengan Sovereign Wealth Fund lainnya untuk bersama-sama berinvestasi terutama di Indonesia,” kata Rosan.

Berdasarkan kajian awal Satgas, sektor minerba menjadi yang terbesar dengan 8 proyek senilai 20,1 miliar dolar AS dan potensi penyerapan 104.974 tenaga kerja. Proyek pertanian dan kelautan masing-masing menyerap 23.950 dan 67.100 tenaga kerja.

Sektor transisi energi mencatat nilai investasi 2,5 miliar dolar AS dengan potensi 29.652 tenaga kerja. Sementara proyek ketahanan energi mencapai 14,5 miliar dolar AS dan berpotensi menyerap 50.960 tenaga kerja. Secara keseluruhan, ke-18 proyek ini diperkirakan menciptakan 276.636 lapangan kerja langsung maupun tidak langsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement